Kembali Dibuka! Menyingkap Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu

Kembali Dibuka! Menyingkap Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu
(Gambar : Instagram)

Jatengkita.id – Berdiri di jantung Kota Semarang, Lawang Sewu menjadi destinasi wisata favorit bagi warga lokal maupun luar daerah. Bangunan ikonik ini menjadi salah satu landmark andalan Kota Semarang yang wajib dikunjungi para wisatawan. Bahkan, ada istilah “Belum ke Semarang kalau belum ke Lawang Sewu”!

Selain arsitektur bernuansa Belanda yang unik, bagian dalam bangunan memiliki banyak nilai yang bisa dieksplorasi. Salah satunya adalah basement atau ruang bawah tanah yang juga disebut Kelderverkenning. Tempat ini sempat ditutup sejak 2014 atau sekitar 10 tahun silam. Namun, kini telah dibuka kembali untuk umum sejak 03 Desember 2024.

Dalam bahasa Indonesia, Lawang Sewu sendiri berarti “pintu seribu”. Nama ini mengacu pada fisik unik bangunan yang memiliki sangat banyak pintu, sehingga masyarakat setempat menjulukinya demikian. Padahal, jumlah pintunya sendiri tidak sampai seribu.

Mengingat nilai sejarah dan mitos-mitos yang beredar mengenai tempat tersebut, pembukaan kembali ini menarik minat wisatawan dari berbagai daerah. Namun sebelum berkunjung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

(Gambar : Instagram)

Ketentuan Pengunjung

Sebelum mengunjungi ruang bawah tanah Lawang Sewu, ada baiknya pengunjung mengetahui ketentuan yang diberlakukan.

Pertama adalah batasan umur. Usia yang diperbolehkan memasuki basement adalah 13 tahun hingga 60 tahun. Selain itu, pengunjung juga harus dalam keadaan sehat, baik secara fisik maupun mental. Adapun bagi pengidap fobia terhadap ruang gelap dan sempit, memiliki penyakit jantung, ibu hamil, serta pengidap gangguan pernapasan tidak diperbolehkan masuk.

Akses masuk ke ruang bawah tanah pun hanya diperkenankan bagi pengunjung dalam tur seharga 50 ribu per-orang. Tur ini dilakukan secara berkelompok, ditemani seorang pemandu yang menjelaskan sejarah maupun berbagai cerita mengenai Lawang Sewu.

Sebelum masuk, setiap peserta tur diwajibkan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti sepatu boots dan helm yang telah disiapkan. Barang-barang pengunjung juga harus dititipkan di loker yang tersedia, terutama ponsel, karena pihak pengelola melarang pengunjung untuk merekam bagian dalam basement.

Sejarah Singkat

Pada masa kolonial Belanda, Lawang Sewu didirikan sebagai kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yaitu perusahaan kereta api Hindia Belanda. Bangunan ini dirancang oleh J. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag, dua arsitek hebat asal Negeri Kincir Angin.

Dengan rancangannya yang unik, Lawang Sewu dianggap menampilkan kecerdasan gaya arsitektur Belanda. Hal ini dapat dilihat melalui desainnya yang menyesuaikan iklim tropis Semarang. Salah satunya adalah melalui ruang bawah tanahnya, yang mana dibangun sebagai sistem drainase dan sistem pendingin alami bangunan.

Hal ini membuat bagian dalam bangunan terasa sejuk meski udara Semarang terkenal panas. Sedangkan, selama Perang Dunia II di mana Jepang menduduki Indonesia, ruang bawah tanah ini difungsikan sebagai penjara.

Dikabarkan, para tahanan dan pejuang Indonesia mengalami penyiksaan dan dieksekusi di sini, yang mana menjadikan tempat ini simbol perjuangan melawan tentara Jepang.

Saat ini, Lawang Sewu dioperasikan KAI Wisata, anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata. Bangunan ini dijadikan museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur.

Penutupan dan Pembukaan Kembali

Pada tahun 2009, PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan renovasi besar-besaran terhadap Lawang Sewu. Kegiatan ini merupakan bagian dari usaha untuk melestarikan cagar budaya ini.

Renovasi dilakukan dengan penuh ketelitian agar bisa mempertahankan arsitektur asli Lawang Sewu tanpa menghilangkan nilai sejarahnya. Restorasi juga diharapkan dapat menghilangkan kesan seram dari bangunan ini.

Setelah menjalani proses renovasi selama dua tahun, Lawang Sewu pun diresmikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono pada tanggal 05 Juli 2011. Peresmian ini diharapkan dapat menjadi magnet wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.

Sayangnya, dengan kondisi fisik yang suram dan sejarahnya yang kelam, cerita-cerita mistis mengenai tempat ini berkembang di masyarakat. Ruang bawah tanah ini bahkan disebut-sebut sebagai salah satu tempat paling angker di Indonesia, dengan banyaknya penampakan dan hantu yang bergentayangan.

Namun, persepsi mistis tersebut justru menutupi kekayaan nilai sejarah dari bangunan ini, serta tidak sesuai dengan tujuan pelestarian cagar budaya.

Karenanya, pada tahun 2013, Pemerintah Kota Semarang melakukan renovasi lebih lanjut untuk menghilangkan kesan seram dari bangunan ini. Demi alasan keamanan serta berbagai persepsi angker mengenai tempat ini, pihak pengelola menutup ruang bawah tanah Lawang Sewu pada 2014.

Untungnya, pengelola kembali membuka basement ini sehingga menarik minat pengunjung dan menghilangkan persepsi negatif bangunan kaya sejarah ini.

penjara bawah tanah lawang sewu
(Gambar : goodnewsfromindonesia.com)

Wisata Edukasi

Lawang Sewu menjadi pengingat pertempuran bangsa yang bertumpah darah memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan tanah air. Arsitekturnya yang megah dan ruang bawah tanahnya yang menyimpan sejarah, menjadikannya sumber pembelajaran yang begitu kaya.

Desain bangunannya yang indah juga membuat tempat ini memiliki banyak spot foto estetik. Letak Lawang Sewu juga strategis dan mudah diakses, tepatnya di Jalan Pemuda, Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Lokasi ini sangat dekat dengan Simpang Lima, yang merupakan kawasan ikonik Semarang. Selain itu, Lawang Sewu juga berseberangan dengan Tugu Muda, monumen nasional yang dibangun untuk memperingati Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Letak yang strategis ini memudahkan sarana transportasi bagi pengunjung, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Harga tiket masuknya juga cukup terjangkau, sehingga membuat bangunan yang sudah berdiri sejak 1919 ini cocok menjadi destinasi liburan keluarga. Pengunjung hanya perlu mengeluarkan 20 ribu rupiah untuk dewasa dan mahasiswa, 10 ribu untuk anak-anak dan pelajar, dan 30 ribu untuk turis mancanegara.

Mengutip akun instagram @wisata.lawangsewu, Lawang Sewu dibuka setiap hari Ahad sampai Jumat mulai dari jam delapan pagi hingga jam delapan malam. Sedangkan khusus hari Sabtu, tempat ini buka mulai jam delapan pagi hingga jam 10 malam.

Baca juga : 8 Destinasi Wisata di Semarang yang Harus Kamu Jelajahi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *