Tempe : Warisan Kuliner Nusantara yang Mendunia

Tempe : Warisan Kuliner Nusantara yang Go International
(Foto : Pinterest)

Jatengkita.id – Tempe adalah warisan kuliner Indonesia yang memiliki potensi besar di pasar global dan menjadi salah satu makanan tradisional Indonesia yang telah mendunia. Makanan ini terbuat dari kedelai yang difermentasi dan dikenal sebagai sumber protein nabati yang kaya akan nutrisi. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sejarah, proses pembuatan, manfaat kesehatan, serta peran tempe dalam budaya dan ekonomi Indonesia.

Sejarah

Tempe diperkirakan berasal dari pulau Jawa dan telah menjadi bagian integral dari diet masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Referensi awal ditemukan dalam serat-serat kuno Jawa, yang menunjukkan bahwa makanan fermentasi berbasis kedelai ini telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram pada abad ke-16.

Dalam catatan tersebut, tempe digambarkan sebagai salah satu makanan yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Jawa. Makanan ini awalnya dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan Jawa sebagai sumber protein yang murah dan mudah diakses, terutama oleh mereka yang tidak mampu membeli daging atau ikan.

Dengan penyebaran agama Islam di Indonesia, tempe semakin populer karena menjadi alternatif daging yang halal dan terjangkau. Kehalalannya diterima berbagai lapisan masyarakat, termasuk di kalangan umat Islam yang mencari sumber protein nabati.

Selama penjajahan Belanda, kuliner ini diperkenalkan kepada orang Eropa yang tinggal di Indonesia dan sejak saat itu, tempe mulai dikenal di luar negeri. Orang Belanda yang tinggal di Indonesia mulai menikmatinya sebagai bagian dari hidangan lokal dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa pengetahuan tentang makanan kedelai fermentasi ini.

Bahan utama pembuatan tempe adalah kedelai (Foto : Pinterest)

Popularitas tempe terus berkembang hingga saat ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Di era modern dikenal sebagai makanan super karena kandungan gizinya yang tinggi, termasuk protein, serat, dan berbagai vitamin dan mineral.

Di berbagai negara, tempe diadopsi sebagai alternatif daging dalam diet vegetarian dan vegan. Penelitian ilmiah pun telah banyak dilakukan untuk mengeksplorasi manfaat kesehatannya, termasuk perannya dalam mendukung kesehatan pencernaan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Produksi tempe kini tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga dilakukan di berbagai negara dengan menggunakan metode tradisional maupun teknologi modern. Hal ini untuk memastikan bahwa tempe tetap menjadi makanan yang relevan dan dihargai oleh masyarakat global.

Proses Pembuatan

Bahan Utama :

  • Kedelai (umumnya kedelai kuning)
  • Ragi tempe (Rhizopus oligosporus)

Langkah-langkah Pembuatan :

  1. Pencucian dan Perendaman
  • Kedelai dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran.
  • Direndam selama 8-12 jam agar kedelai mengembang dan lunak, serta memudahkan pengelupasan kulit ari.
  1. Pengupasan
    Kulit ari kedelai dikelupas, umumnya dengan cara diinjak atau digosok.
  1. Perebusan
    Kedelai direbus selama sekitar 30 menit untuk menghilangkan bau dan mengurangi kadar asam.
  1. Pengeringan
    Kedelai yang sudah direbus tiriskan dan diamkan hingga kering.
  1. Inokulasi Ragi
    Kedelai dicampur dengan ragi tempe yang mengandung spora Rhizopus. Proses ini memerlukan kebersihan yang baik untuk mencegah kontaminasi.
  1. Pembungkusan
    Kedelai yang sudah dicampur ragi kemudian dibungkus dengan daun pisang atau plastik berlubang kecil agar sirkulasi udara tetap terjaga.
  1. Fermentasi
    Dibiarkan pada suhu ruang (30-35°C) selama 24-48 jam hingga seluruh kedelai tertutup miselium putih. Proses ini menghasilkan tekstur padat dan aroma khas.
(Foto : Pinterest)

Manfaat Bagi Kesehatan

  1. Sumber Protein Tinggi
    Makanan ini kaya akan protein nabati yang lengkap, mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Ini menjadikannya alternatif ideal untuk protein hewani.
  1. Kaya Serat
    Mengandung serat pangan yang baik untuk kesehatan pencernaan dan membantu mengontrol kadar gula darah.
  1. Probiotik Alami
    Proses fermentasi menghasilkan probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan sistem imun.
  1. Kandungan Antioksidan
    Kandungan isoflavonnya berperan sebagai antioksidan, membantu melawan radikal bebas, dan mengurangi risiko penyakit kronis.
  1. Rendah Lemak Jenuh
    Tempe memiliki kadar lemak jenuh yang rendah, menjadikannya baik untuk kesehatan jantung.
  1. Mengandung Vitamin B12
    Uniknya, tempe adalah salah satu dari sedikit sumber vitamin B12 dari makanan nabati yang penting untuk kesehatan saraf dan produksi sel darah merah.

Tempe dalam Budaya Indonesia

Tempe bukan hanya sekedar makanan di Indonesia, melainkan juga menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat. Di banyak rumah tangga, makanan ini merupakan makanan pokok yang sering diolah menjadi berbagai hidangan, seperti berikut ini.

(Foto : Pinterest)
  • Tempe Goreng : digoreng hingga renyah, sering kali dijadikan lauk pendamping nasi.
  • Tempe Bacem : dimasak dengan bumbu manis dari gula merah dan rempah, kemudian digoreng.
  • Orek Tempe : tumisan dengan kecap manis dan cabai yang memberikan rasa gurih dan sedikit pedas.
  • Sambal Tempe : dihaluskan dan dicampur dengan sambal, sering disajikan sebagai pelengkap makanan.

Selain itu, kuliner ini juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara keluarga, menandakan pentingnya makanan ini dalam kehidupan sosial masyarakat.

Tempe di Pasar Global

Dalam beberapa dekade terakhir, tempe telah mendapatkan pengakuan di pasar internasional sebagai superfood. Banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, mulai memproduksi dan mengonsumsi makanan ini sebagai alternatif daging yang sehat dan ramah lingkungan.

Permintaan akan tempe meningkat seiring dengan tren pola makan nabati (vegan dan vegetarian) serta kesadaran akan kesehatan dan keberlanjutan. Beberapa faktor yang mendukung popularitas olahan kedelai berfermentasi ini di pasar global meliputi,

  1. Nutrisi Tinggi : dianggap sebagai sumber protein yang lengkap dan mudah dicerna.
  2. Keberlanjutan : memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi daging.
  3. Variasi Kuliner : dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang sesuai dengan selera internasional.

Tantangan dan Peluang

  1. Ketahanan dan Pengawetan
    Tempe segar memiliki umur simpan yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengemasan yang tepat untuk menjaga kesegarannya selama transportasi internasional.
  2. Penerimaan Rasa dan Tekstur
    Beberapa konsumen mungkin tidak terbiasa dengan rasa dan tekstur tempe. Edukasi tentang cara mengolahnya bisa meningkatkan penerimaan pasar.
  3. Persaingan dengan Produk Nabati Lain
    Produk nabati lain, seperti tahu dan seitan, juga menjadi alternatif protein yang populer, sehingga harus bersaing dalam hal inovasi produk dan pemasaran.
  4. Standar Produksi
    Menyesuaikan standar produksi dan kebersihan yang harus terus ditingkatkan untuk memenuhi regulasi pasar internasional.

Namun, peluang untuk makanan yang biasanya untuk lauk ini sangat besar, terutama dengan meningkatnya minat terhadap makanan sehat dan nabati. Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan pemasaran meliputi,

  • Inovasi Produk
    Mengembangkan variannya dengan tambahan rasa dan bentuk yang berbeda untuk menarik konsumen.
  • Edukasi Konsumen
    Mengedukasi konsumen tentang manfaat kesehatan dan cara memasaknya.
  • Kolaborasi dengan koki dan restoran
    Mengajak koki dan restoran internasional untuk menciptakan hidangan berbasis tempe yang menarik.

Selain sebagai sumber protein yang kaya dan sehat, tempe juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Dengan strategi pengelolaan yang tepat, kuliner ini dapat menjadi salah satu produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara kepada dunia.

Melalui inovasi, edukasi, dan pemasaran yang efektif, tempe dapat terus berkembang dan menjadi simbol kebanggaan kuliner Indonesia di kancah internasional. Sebagai bagian dari warisan budaya, menjaga keberlanjutan produksinya juga berarti melestarikan tradisi dan identitas bangsa Indonesia.

Baca juga : Super Simpel! Ragam Olahan Tempe untuk Menu Santap Sahur

Rekomendasi untuk anda : Cerita Narisem Tekuni Usaha Tempe Sejak 1977, Hasilkan Omzet Jutaan Hingga Mampu Menopang Kehidupannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *