Jatengkita.id – Perayaan Idulfitri adalah momen yang sangat membahagiakan karena menjadi hari kemenangan setelah umat muslim melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Indonesia memiliki keunikan yang mungkin tidak ada di negara lain dalam hal merayakan Idulfitri.
Ada beberapa tradisi khas seperti mudik, silaturahmi, baju lebaran, dan hal lainnya yang membuat perayaan idulfitri menjadi lebih ramai. Namun, di balik perayaan yang meriah tersebut, terdapat beberapa fakta menarik yang belum banyak diketahui orang. Simak ulasannya berikut ini!
- Mudik

Fenomena mudik di Indonesia dilakukan menjelang Lebaran dan menjadi momen paling dinanti karena hanya setahun sekali dilakukan. Mudik merupakan singkatan Bahasa Jawa dari “mulih dilik” yang berarti pulang sebentar.
Ribuan hingga jutaan orang akan pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga. Mudik saat Idulfitri menjadi ajang silaturahmi ke orang tua, keluarga, dan tetangga. Tradisi ini ternyata telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.
Kala itu, pejabat kerajaan pulang untuk menghadap raja. Mudik bukan hanya perjalanan fisik yang jauh untuk kembali ke rumah saja, tetapi juga mencerminkan nilai kekeluargaan dan gotong royong dalam masyarakat Indonesia.
Dari segi ekonomi, tradisi mudik memiliki dampak ekonomi yang signifikan, mulai dari bidang transportasi hingga konsumsi. Para pelaku usaha di sektor ritel, kuliner, dan pariwisata lokal memanfaatkan arus mudik sebagai peluang besar untuk meningkatkan penjualan mereka.
- Ketupat

Ketupat menjadi makanan khas saat Lebaran bagi masyarakat Indonesia. Kuliner ini merupakan makanan yang diolah dari beras yang dimasukkan ke dalam selongsong ketupat yang kemudian direbus dalam waktu yang lama.
Tradisi ketupat ini berawal dari penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga yang membagikan ketupat sebagai sarana untuk berdakwah menyebarkan agama Islam. Ketupat sudah diperkenalkan sejak abad ke-15.
Ketupat berasal dari kata “kupat” dan memiliki sebuah arti ganda yaitu “ngaku lepat” (mengakui kesalahan) dan “laku papat” (empat tindakan). Istilah ini bermakna “lebaran” (pintu ampun terbuka lebar), “luberan” (melimpah), “leburan” (dosa dan kesalahan habis), dan “laburan” (penjernihan).
Ketupat sendiri menyimpan banyak makna dan arti yang tampak dari rumitnya membuat anyaman ketupat. Isi ketupat yang berwarna putih sebagai lambang kesucian hati. Semuanya merujuk pada pesan Lebaran yang penuh dengan pengampunan dan permintaan maaf atas semua kesalahan lahir dan batin.
- THR (Tunjangan Hari Raya)

Salah satu tradisi Idulfitri di Indonesia yang sangat dinantikan semua orang adalah bagi-bagi “tunjangan hari raya” atau THR. Istilah ini merujuk pada kegiatan membagikan uang saat Lebaran yang hanya terjadi di Indonesia.
Biasanya, THR akan diberikan kepada kerabat yang masih kecil atau mereka yang belum menikah. Bukan tanpa alasan. Pemberian THR kepada anak kecil atau keluarga bertujuan sebagai hadiah dan ungkapan rasa syukur atas puasa yang telah dijalani selama satu bulan lamanya.
Tradisi bagi-bagi THR di Indonesia sudah ada sejak tahun 1951 silam, yang dimulai dengan adanya kebijakan pembagian THR. Pembagian THR sendiri nyatanya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
THR yang diberikan saat Lebaran kepada anak-anak dan keluarga termasuk dalam hal sedekah. Tradisi pemberian THR kepada anak-anak ini pun diyakini merupakan tradisi yang berasal dari budaya Timur Tengah yang kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia hingga sekarang.
- Pakaian Baru

Orang-orang akan berbondong-bondong membeli baju baru untuk digunakan saat Lebaran. Tradisi memakai baju baru saat Lebaran ternyata juga memiliki makna yang mendalam, yaitu sebagai simbol kesucian, kemenangan, serta semangat baru.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap hari raya. Orang Indonesia mempersiapkan Lebaran dengan matang dan sempurna, mulai dari makanan hingga pakaian baru. Uniknya, tradisi membeli baju baru ini sudah mendarah daging di Indonesia.
- Opor Ayam

Selain ketupat, hidangan yang wajib ada di meja saat lebaran adalah opor ayam. Masakan ini terdiri dari ayam yang dimasak dengan santan kental dan bumbu rempah seperti serai, kencur, lengkuas, ketumbar, dan kemiri.
Dalam tradisi orang Jawa, selain disandingkan dengan ketupat, opor ayam juga sering disantap bersama dengan lontong. Secara filosofi, opor ayam memiliki makna yang baik, yakni saling meminta maaf atas segala kesalahan.
Opor ayam juga menjadi salah satu simbol dari kebersamaan serta kehangatan keluarga. Kuliner ini telah mengalami perjalanan yang panjang dalam dunia kuliner Nusantara. Diketahui, opor ayam berasal dari akulturasi masakan khas India dan Arab yang masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan.
Setelah dikenal oleh masyarakat. orang Jawa kemudian mengadaptasi bumbu khas tersebut dengan menambahkan santan serta rempah-rempah lokal. Opor ayam juga memiliki keistimewaan sebagai hidangan yang mudah disesuaikan dengan selera masing-masing daerah.

Nastar adalah singkatan dari “ananas taartjes” (nanas tart) yang berasal dari Belanda. Kuliner ini merupakan salah satu kue yang identik dengan perayaan Lebaran. Kue kering dengan rasa gurih dan manis ini berasal dari butter dan bersumber dari buah atau selai.
Nastar biasanya dilengkapi dengan kue kering lainnya seperti kastengel dan putri salju. Kue kering tersebut dipengaruhi oleh tradisi Belanda dan juga dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran.
Rasa manis dan gurih pada kue nastar juga menghangatkan momen Lebaran dan menjadi suguhan yang menyenangkan bagi keluarga dan para tamu sekalian.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!
Jumlah Pemudik tahun ini menurun tapian 🥲