Hebat! Kota Lama Semarang Jadi Inspirasi Tempat Film Jumbo

Hebat! Kota Lama Semarang Jadi Inspirasi Tempat Film Jumbo
(Gambar : Pinterest)

Jatengkita.id – Sutradara Film Jumbo, Ryan Adriandhy menyebut Kota Lama Semarang menjadi salah satu inspirasi tempat dalam film besutannya. Hal ini diungkapnya dalam podcast Raditya Dika beberapa waktu lalu.

Ia juga menyebut beberapa inspirasi tempat lain seperti Bandung dan beberapa titik pecinan bahkan hingga Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Inspirasi tempat yang beragam tersebut didasarkan pada beberapa hal. Ryan menginginkan lokasi yang dikenal banyak orang namun tetap terasa vibes lokalnya.

Ryan menyebut latar film Jumbo sekitar tahun 2000-an. Arsitektur berperan penting untuk membangun nilai rasa nostalgic yang bisa membawa penonton ke era tersebut. Karena itulah, ada beberapa tempat yang menjadi inspirasi yang kemudian berhasil ditransformasikan menjadi tempat fiksi dalam film.

Kota Lama Semarang memang dikenal memiliki sinematisasi khas lokal. Banyak spot menarik yang bisa didayagunakan untuk keperluan syuting, meski hanya sekadar konten vlog. Kunjungan ke sini tak cukup jika hanya menelusuri jalan dan bangunannya. Namun, perlu juga untuk memahami historinya.

Kota Lama Semarang jadi inspirasi tempat film Jumbo
(Gambar : Pinterest)

Baca juga : Mission: Impossible – The Final Reckoning, AI Bisa Picu Perang Nuklir?

Kesuksesan Jumbo Tumbuhkan Harapan Industri Hiburan

Melansir dari akun @jumbofilm_id, jumlah penonton sampai 71 hari penayangan sudah mencapai 10.162.551. Angka ini menjadikannya sebagai film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa.

Kesuksesan gilang-gemilang yang diraih Ryan Adriandhy bersama tim diharapkan mampu menumbuhkan optimisme dunia hiburan. Industri film tak lagi didominasi genre horor yang pada akhirnya cerita dengan genre lain mampu saling berkompetisi.

Film memang harusnya tak sekadar entertain dan komersil, namun juga tetap edukatif dan mampu menyalurkan nilai-nilai moral kepada penonton.

Film Jumbo sendiri memang tidak hanya menargetkan anak-anak, namun kategori penontonnya adalah semua umur. Ryan tidak hanya menuangkan imajinasi khas anak-anak. Ia juga mengeksplorasi masa kecilnya untuk membangkitkan keakraban generasi milenial dengan masa-masanya dahulu.

Masih dari podcast Raditya Dika, Jumbo ternyata dikemas secara detail dan filosofis. Ada alasan di setiap pembangunan karakternya, permainan plot yang terstruktur, hingga pembuatan backsong yang punya daya pikat.

Penikmat film tentu berharap ada genre petualangan yang khas dengan dunia dan karakter anak semacam ini. Kemasannya pun dibalut dengan nilai-nilai kebaikan yang mengedukasi. Hiburan semacam ini tentunya di masa depan akan menjadi kenangan dan pelajaran.

Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *