Berita  

Setya Arinugroho Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Jaga Ketahanan Pangan

Setya Arinugroho Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Jaga Ketahanan Pangan
(Gambar: Arsip)

Jatengkita.id – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Ia menilai, upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran aktif para petani di Jawa Tengah yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian Indonesia.

“Jawa Tengah memiliki tanah yang subur, petani yang tangguh, dan semangat gotong royong. Semua itu adalah modal besar untuk mewujudkan swasembada pangan nasional,” ujar Ari.

Jawa Tengah sendiri membuktikan komitmennya sebagai lumbung pangan nasional dengan menempati peringkat kedua nasional untuk produksi padi dan jagung sepanjang tahun 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, luas panen padi pada 2024 mencapai 1,55 juta hektare. Ada penurunan sekitar 0,09 juta hektare (5,36 persen) dibandingkan tahun 2023.

Sementara itu, untuk komoditas jagung, luas panen di Jawa Tengah mencapai 0,41 juta hektare. Jumlahnya meningkat 0,04 juta hektare (11,13 persen) dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, Jawa Tengah memiliki peran yang cukup strategis. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya termanfaatkan karena masih banyak petani yang belum tersentuh teknologi pertanian modern.

setya arinugroho
(Gambar: Arsip)

Ari juga menyoroti minimnya keterlibatan anak muda atau petani produktif dalam sektor pertanian yang dapat mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan.

“Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk menjadi pilar ketahanan pangan nasional. Namun tanpa dukungan teknologi dan kebijakan yang tepat, potensi ini sulit dimaksimalkan,” tambahnya.

Ari menekankan pemerintah harus fokus pada pemberdayaan petani melalui program berbasis inovasi. Menurutnya, masih banyak masyarakat, terutama generasi muda yang menganggap profesi petani identik dengan pekerjaan berat, berpenghasilan rendah, dan kurang menjanjikan secara finansial.

Stigma ini perlu diubah melalui pendekatan modern yang melibatkan teknologi dan kreativitas generasi muda.

“Di era serba digital, petani muda harus bisa memanfaatkan teknologi pertanian agar pekerjaan lebih efisien dan hasil panen meningkat. Dengan begitu, pertanian Jawa Tengah bisa benar-benar menjadi lumbung pangan nasional,” jelasnya.

Ari menilai langkah seperti pelatihan berbasis teknologi, pemberian insentif modal dan lahan melalui program petani milenial, serta kampanye redefinisi profesi petani sebagai agen ekonomi modern dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk turun ke sektor ini.

“Pertanian adalah sumber makan kita. Dari sawah, ladang, dan kebun, bisa lahir pangan yang menghidupi jutaan rakyat Indonesia. Makanya kita harus menyatukan langkah ke depan, terutama pemerintah untuk mendukung pertanian Jawa Tengah. Karena kemandirian pangan adalah kedaulatan bangsa,” tegasnya.

Ari berharap sinergi yang telah terjalin di Jawa Tengah dapat menjadi model nasional dalam membangun kemandirian pangan berbasis petani.

Baca juga: Menelusuri Akulturasi Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *