Jatengkita.id – Sport atau olahraga menjadi salah satu genre yang populer dalam dunia anime. Hal ini terbukti melalui kesuksesan berbagai anime sport seperti Haikyuu!!, Kuroko no Basuke, Free!!, dan masih banyak lagi. Blue Lock menjadi salah satu genre anime sport yang menarik dan sedang tayang.
Bisa dibilang, anime memiliki berbagai pilihan series bergenre sport dari berbagai cabang olahraga, mulai dari lari, tenis, panahan, bulu tangkis, dan tentunya dari cabang olahraga terbesar dan paling populer di dunia, yaitu sepak bola.
Sepak bola sendiri juga populer dan banyak digemari di Jepang. Karenanya, tak sedikit anime yang membahas cabang olahraga ini. Salah satunya adalah anime Blue Lock, yang sejak awal penayangannya menjadi topik perbincangan hangat di kalangan anime lovers.
Seri anime ini diadaptasi dari manga yang ditulis oleh Muneyuki Kaneshiro dan diilustrasikan oleh Yusuke Nomura. Manganya diterbitkan pertama kali pada 01 Agustus 2018, sementara season pertama animenya tayang 9 Oktober 2022.
Kini, Blue Lock memiliki 2 season anime dan sebuah movie, menarik semakin banyak penggemar dalam petualangan para striker muda Jepang.
Apa sih, yang menarik dari Blue Lock dan apa yang membuatnya beda dari anime sport lain? Yuk, kita simak di bawah ini!
Plot
Mengikuti kisah Isagi Yoichi, seorang striker kelas 2 SMA yang bermimpi menjadi pemain kelas dunia. Sayangnya, setelah dia mengoper pada rekan setimnya di detik-detik terakhir pertandingan, temannya itu gagal menjebol gawang.
Sebaliknya, bola yang sudah susah payah ia pertahankan malah direbut tim lawan, membawa kekalahan pada tim Isagi. Hal ini membuat Isagi bertanya-tanya, Akankah takdirnya berubah kalau ia bersikap egois, dan menendang bolanya ke gawang daripada mengopernya?
Penuh penyesalan dan penderitaan atas kekalahan telaknya, Isagi menerima sebuah undangan untuk bergabung dengan Blue Lock.
Blue Lock sendiri adalah sebuah proyek yang didanai pemerintah untuk menciptakan striker terbaik di dunia. 300 striker U18 se-Jepang diundang untuk bergabung dalam program tersebut.
Proyek ini dilatarbelakangi oleh prestasi sepak bola Jepang yang belum memuaskan, terbukti dengan belum pernahnya Jepang memenangkan piala dunia.
Namun, rupanya Blue Lock bukan program biasa. Isagi dan 299 striker lainnya harus memperjuangkan impian mereka menjadi striker nomor satu di dunia.
Perjuangan Mengejar Mimpi
Sebagaimana banyak anime olahraga lain, anime Blue Lock merupakan kisah perjuangan para karakternya dalam mengejar impian.
Seluruh peserta yang diundang dalam program Blue Lock memiliki satu mimpi yang sama, yaitu menjadi striker terbaik di dunia. Untuk mewujudkannya, satu-satunya cara adalah berlatih gila-gilaan, melupakan segalanya, dan hanya fokus mencetak gol.
Blue Lock menghadirkan penyesalan dan rasa sakit dari kekalahan, juga kerja keras dan hasrat membara untuk meng-upgrade diri ke versi yang lebih kuat. Hal ini tentu bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi para audiens yang juga sedang mengejar cita-cita.
Konsep Unik Egoist Striker
Di awal cerita, Isagi memegang prinsip sepak bola yang selama ini diajarkan timnya, “Sepak bola dimainkan oleh sebelas orang. Kau tidak bisa menang jika sendirian.” “All for one, one for all.” Dan dengan prinsip itu, Isagi bertanya-tanya, kenapa justru mereka kalah?
Umumnya, genre olahraga memang menekankan kerja sama tim sebagai senjata. Konsep persahabatan seperti “percaya pada rekan setim” juga sering kali ditekankan untuk melengkapi kekurangan kemampuan individu.
Yang namanya satu tim, memang harus kerja sama dan saling bantu, dong? Tidak, hal ini dibantah mentah-mentah oleh Ego Jinpachi, pencetus proyek Blue Lock yang kontroversial.
Menurut Ego, Jepang sudah menjadi yang nomor satu soal kerja sama, tapi soal yang lainnya masih di bawah negara-negara lain. Karena itulah sepak bola negara ini masih lemah.
Di sinilah Ego memperkenalkan konsep “egoist striker” melalui program Blue Lock. Menurutnya, yang dibutuhkan Jepang adalah seorang penyerang egois yang hanya peduli untuk mencetak gol.
Maka, fasilitas Blue Lock didirikan untuk meningkatkan kemahiran dan memupuk sifat “egois” dalam diri para striker masa depan ini. Hanya dengan begitu, Jepang dapat melahirkan seorang striker revolusioner yang akan mengubah persepakbolaan negeri.
Baca juga : Terbitkan Season 2, The Apothecary Diaries Siap Hibur Penggemar!
Do or Die
Satu hal yang terkesan “kejam” soal proyek Blue Lock adalah aturannya. 300 striker U-18 dikumpulkan dan dilatih dalam fasilitas uji coba ini. Mereka tidak boleh pulang, harus melupakan kehidupan mereka di dunia luar, dan harus saling bersaing memperebutkan peringkat teratas.
Dari 300 peserta itu, lima pemain terbaik akan langsung masuk Timnas U-20. Sedangkan, sisanya akan kehilangan hak bergabung dalam Timnas Jepang selamanya.
Dengan kata lain, para pemain yang tereliminasi harus melupakan impian terbesar mereka seumur hidup. Ini adalah sebuah pertaruhan untuk mewujudkan mimpi atau menghancurkannya berkeping-keping.
Yang lebih sadis, satu-satunya cara mewujudkan mimpi di Blue Lock adalah dengan menghancurkan mimpi para pemain lain. Mereka harus saling mengalahkan dan menjatuhkan, hingga hanya tersisa striker egois terbaik di lapangan. Cuma pemain terkuat yang bisa bertahan.

Karakter Unik dan Nyentrik
Setiap karakter di Blue Lock memiliki warnanya sendiri, menjadikan mereka berbeda dengan satu sama lain. Dibalut kemampuan luar biasa, pemikiran kreatif, serta kelakuan kocak, para karakter sukses melelehkan hati penggemar.
Misalnya Bachira, yang tingkahnya agak nyeleneh dan memiliki teman “monster” saat bermain bola. Atau Chigiri, yang rambut pink panjangnya begitu indah dan terawat bak princess dari negeri dongeng. Ada juga Nagi, dengan kepribadiannya yang apatis dan sangat suka main game.
Dan tak lupa Rin, penyerang dengan kemampuan luar biasa yang mati-matian mengejar kakaknya ke level internasional.
Menghadapi semua karakter di luar nalar ini, Isagi sebagai tokoh utama dituntut untuk beradaptasi. Dengan keahlian berpikirnya yang juga unik dan analitis, Isagi belajar sebanyak mungkin dari rekan-rekannya agar bisa mengalahkan mereka.
Match yang Menarik
Sepak bola memiliki berbagai posisi pemain, seperti kiper, bek, gelandang, dan tentunya penyerang atau striker. Tapi, apa jadinya kalau kesebelas pemain dalam satu tim isinya striker semua? Kipernya striker, beknya striker, gelandangnya striker, strikernya tentu juga striker.
Bisakah para pemain ini mengemban posisi di luar spesialisasi mereka sebagai penyerang?
Di Blue Lock, para pemain diberikan tantangan setiap harinya untuk meningkatkan level mereka. Setiap tantangan menguji kemampuan dan “egoisme” mereka sebagai penyerang. Melalui cara berpikir Isagi, audiens diajak untuk merancang strategi dan solusi untuk setiap problem dalam pertandingan.
Tentang Kepercayaan Diri dan Tanggung Jawab
Meski menyebutnya sebagai “egoisme”, sebetulnya Blue Lock membentuk para pemain untuk percaya pada kemampuan diri sendiri.
Daripada mengoper bola pada rekan setim, mending cetak gol sendiri! Nggak peduli gimana situasinya, siapa anggota timnya, siapa lawannya, pokoknya harus diri sendiri yang jebret ke gawang! Pertandingan ini cuma tentang aku!—kira-kira begitulah mindset yang ditanamkan pada para pemain.
Menjadi yang terbaik di lapangan, yang paling mencolok, mencetak gol terbanyak, memenangkan setiap pertandingan, itulah tugas seorang penyerang. Dan penyerang egois harus mampu melakukan semuanya seorang diri.
Konsep “egoisme” ini juga mengajarkan pemain untuk bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri. Mau mengoper atau menggiring bola sendiri, itu keputusan masing-masing pemain yang harus dipertanggungjawabkan.
Karena pada akhirnya, dalam setiap pertandingan, menang atau kalah adalah hasil keringat dan kemampuan diri sendiri.
Hingga kini, manga Blue Lock masih on going, sementara season ketiga animenya masih dinantikan penggemar.
Tonton video YouTube Toys Snob