Jatengkita.id – Setiap bulan Ramadan tiba, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Di Indonesia, selain ibadah dan tradisi keagamaan, bulan suci ini juga lekat dengan berbagai kuliner khas yang hanya populer pada waktu tertentu. Salah satu hidangan yang hampir selalu hadir di meja berbuka puasa adalah kolak.
Kolak bukan hanya sekadar makanan manis untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa, tetapi juga memiliki filosofi mendalam dan sejarah panjang yang terkait dengan penyebaran Islam di Nusantara.
Hidangan ini menjadi simbol kebersamaan, kesederhanaan, dan nilai-nilai spiritual yang melekat dalam budaya masyarakat Muslim di Indonesia.
Dalam artikel ini, kita akan membahas asal-usul kolak, komposisi dan variasinya, makna filosofis di balik hidangan ini, serta peran pentingnya dalam tradisi kuliner Ramadan di Indonesia.
Sejarah dan Asal-Usul Kolak di Nusantara
Kolak memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Indonesia. Hidangan ini diyakini berasal dari Jawa dan mulai populer sejak era Kesultanan Demak pada abad ke-15 hingga ke-16.
- Pengaruh Islam dan Makna “Kolak”
Secara etimologis, ada teori yang menyebutkan bahwa nama “kolak” berasal dari kata dalam bahasa Arab, yakni khalik, yang berarti pencipta. Istilah ini merujuk kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik atau Pencipta Alam Semesta.
Dalam konteks penyebaran Islam di Jawa, para ulama dan Wali Songo menggunakan berbagai cara untuk mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat, termasuk melalui kuliner.
Kolak menjadi salah satu hidangan yang dibuat dengan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan, tetapi juga mengandung makna simbolis yang kuat dalam ajaran Islam.
Selain itu, beberapa sejarawan berpendapat bahwa kolak diperkenalkan sebagai hidangan dakwah untuk mengajak masyarakat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menikmati kolak, masyarakat diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh-Nya.

- Perkembangan Kolak dari Masa ke Masa
Seiring berjalannya waktu, kolak berkembang menjadi hidangan khas Ramadan yang tidak hanya dikenal di Pulau Jawa, tetapi juga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dengan variasi yang berbeda-beda.
Pada masa kolonial, kolak tetap menjadi makanan yang populer di kalangan masyarakat pribumi karena bahan-bahannya mudah didapat dan relatif murah. Bahkan, hingga saat ini, kolak tetap menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia, khususnya selama bulan Ramadan.
Bahan dan Variasi Kolak di Indonesia
Kolak memiliki banyak variasi yang berkembang di berbagai daerah. Namun, komponen utama dalam kolak hampir selalu terdiri dari santan, gula merah, dan daun pandan yang memberikan aroma khas.
- Komponen Utama dalam Kolak
Kolak memiliki rasa yang khas karena perpaduan bahan-bahannya yang sederhana namun kaya akan cita rasa. Berikut adalah bahan-bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan kolak.
- Santan digunakan untuk memberikan tekstur creamy dan rasa gurih yang khas.
- Gula merah menjadi pemanis alami yang memberikan rasa manis yang tidak terlalu tajam.
- Daun pandan ditambahkan untuk memberikan aroma wangi yang khas.
- Pisang, ubi, atau labu menjadi bahan utama yang memberikan tekstur dan rasa manis alami.
- Kolang-aling ditambahkan untuk memberikan tekstur kenyal dan menyegarkan
- Tapai singkong atau ketan. Beberapa daerah menambahkan tapai untuk memberikan cita rasa khas fermentasi.
- Variasi Kolak yang Populer
Setiap daerah di Indonesia memiliki inovasi sendiri dalam mengolah kolak. Berikut adalah beberapa jenis kolak yang paling populer.

- Kolak Pisang
Varian klasik yang paling umum ditemukan. Pisang yang digunakan biasanya pisang kepok, pisang tanduk, atau pisang raja. Pisang yang telah matang dimasak dalam kuah santan dan gula merah hingga teksturnya lembut.
2. Kolak Ubi
Ubi jalar sering digunakan sebagai bahan utama dalam kolak. Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya yang alami menjadikan kolak ubi salah satu favorit banyak orang.
3. Kolak Biji Salak
Kolak ini terbuat dari adonan ubi jalar yang dibentuk bulat kecil seperti biji salak, lalu direbus hingga mengapung. Hidangan ini biasanya disajikan dengan kuah gula merah dan santan yang kental.
4. Kolak Labu Kuning
Labu kuning memiliki tekstur yang lembut saat dimasak dan kaya akan vitamin A. Labu sering digunakan sebagai alternatif bagi mereka yang ingin variasi kolak yang lebih sehat.
5. Kolak Durian

Untuk pecinta durian, kolak durian menjadi pilihan yang menarik. Daging durian yang beraroma khas menambah kekayaan rasa pada kolak.
6. Kolak Nangka dan Kolang-Kaling
Kombinasi nangka dan kolang-kaling memberikan sensasi manis dan kenyal dalam satu suapan. Aroma harum dari nangka juga memperkaya cita rasa kolak.
Filosofi Kolak : Lebih dari Sekadar Makanan
Kolak bukan sekadar makanan penutup, tetapi juga memiliki filosofi mendalam dalam budaya masyarakat Muslim di Indonesia.
- Mengingatkan kepada Allah SWT (Sang Khalik)
Nama “kolak” yang diyakini berasal dari kata “khalik” memiliki makna spiritual yang mendalam. Saat menikmati kolak, umat Muslim diingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
- Simbol Kesederhanaan dan Kebersamaan
Bahan-bahan kolak yang mudah didapat mencerminkan kesederhanaan dalam menjalani hidup. Kolak juga sering disajikan dalam jumlah besar dan dibagikan kepada orang lain sebagai bentuk kepedulian sosial dan kebersamaan di bulan Ramadan.

- Lambang Kesabaran dan Keikhlasan
Proses memasak kolak membutuhkan kesabaran, terutama dalam mengolah santan agar tidak pecah. Ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan, kesabaran dan keikhlasan adalah kunci utama dalam menjalani berbagai ujian.
Kolak dalam Tradisi Ramadan di Indonesia
- Sebagai Menu Berbuka Puasa yang Ideal
Kolak menjadi pilihan utama saat berbuka puasa karena kandungan gulanya memberikan energi yang cepat bagi tubuh setelah seharian menahan lapar dan haus.
- Tradisi Berbagi Takjil
Di banyak masjid dan komunitas Muslim, kolak sering dibagikan secara gratis sebagai takjil. Ini mencerminkan semangat berbagi dan kepedulian sosial yang tinggi selama bulan suci Ramadan.
- Kolak dalam Pasar Takjil
Setiap Ramadan, pasar takjil di berbagai kota di Indonesia selalu dipenuhi oleh penjaja kolak. Kuliner ini menjadi salah satu menu yang paling laris karena disukai oleh semua kalangan.
Baca juga : Indonesia Tetapkan 1 Maret Awal Ramadan, Bagaimana dengan Negara Tetangga?
Dengan berbagai inovasi yang terus berkembang, kolak akan tetap relevan dan dinikmati oleh generasi mendatang, tidak hanya sebagai makanan berbuka puasa, tetapi juga sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!