Jatengkita.id – Indonesia dikenal dengan kekayaan kulinernya yang mencerminkan keberagaman budaya, sejarah, dan kreativitas masyarakatnya. Salah satu kudapan tradisional yang menjadi bukti keunikan tersebut adalah jenang krasikan.
Kudapan ini berasal dari Purworejo, Jawa Tengah, dan memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi rasa maupun nilai budayanya.
Keunikan
Jenang krasikan berbeda dari jenang pada umumnya. Dalam bahasa Jawa, “jenang” berarti bubur, namun jenang krasikan lebih menyerupai dodol dengan tekstur yang lebih lembut. Bahan utamanya adalah beras ketan dan gula merah, yang kemudian dipadukan dengan santan dan sedikit garam.
Kombinasi ini menciptakan rasa manis yang khas, namun tidak berlebihan sehingga tidak membuat enek. Teksturnya lembut dan sedikit berbutir di bagian luar, sedangkan di bagian dalam terasa lumer di mulut.
Jenang krasikan biasanya dijual dalam bentuk potongan-potongan kecil yang dibungkus dengan plastik tipis. Setiap beberapa potongan, kemudian dikemas dalam wadah untuk memudahkan penyajian. Kudapan ini sering menjadi pilihan oleh-oleh khas dari Purworejo, selain clorot, geblek, dan lanting.
Sejarah dan Tradisi
Resep jenang krasikan telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai generasi di Purworejo. Kudapan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya daerah. Pada musim lebaran, jenang krasikan menjadi hidangan yang wajib ada di meja keluarga.
Tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam masyarakat Jawa. Selain di Purworejo, Jenang Krasikan juga dapat ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah, seperti Sragen dan Sleman.
Di Sragen, seorang pembuat jenang krasikan bernama Mbah Rajak telah memproduksi kudapan ini sejak tahun 1964. Mbah Rajak mempertahankan cara pembuatan tradisional menggunakan tungku tanah dan kayu bakar, yang memberikan cita rasa autentik pada jenang krasikannya.
Di Dusun Krompakan, Desa Sendangmulyo, Minggir, Sleman, usaha rumahan Jenang Krasikan dirintis oleh Ibu Samiyem dan Bapak Ponidi sejak tahun 2003. Mereka memproduksi kuliner ini dengan metode tradisional dan menjualnya di warung-warung sekitar Kecamatan Minggir.
Usaha ini tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat setempat.
Cita Rasa dan Filosofi
Cita rasa Jenang Krasikan didominasi oleh manisnya gula merah yang berpadu sempurna dengan gurihnya santan. Rasa manis ini melambangkan kebahagiaan dan kehangatan dalam kebersamaan.
Teksturnya yang lembut dan lumer memberikan sensasi tersendiri, seolah menggambarkan keramahan dan kelembutan budaya Jawa. Filosofi kudapan ini terletak pada proses pembuatannya yang penuh kesabaran dan ketelatenan.
Proses ini mencerminkan nilai-nilai kerja keras dan kesederhanaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Selain itu, bentuk potongan kecil melambangkan kepraktisan dan kebersamaan, menjadikannya kudapan yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga atau teman.

Proses Pembuatan
Membuat jenang krasikan memerlukan ketelatenan dan keahlian khusus untuk menciptakan tekstur dan rasa yang sempurna. Berikut adalah bahan dan langkah-langkah pembuatannya.
Bahan-Bahan
- 500 gram beras ketan
- 300 gram gula merah, disisir halus
- 200 ml santan kental
- Sejumput garam
Langkah-Langkah
- Persiapan Beras Ketan
Rendam beras ketan selama beberapa jam, kemudian kukus hingga matang. - Membuat Adonan
Campurkan gula merah, santan, dan garam dalam wajan besar. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga gula larut dan adonan mengental. - Pencampuran Beras Ketan
Masukkan beras ketan yang telah dikukus ke dalam adonan gula merah. Aduk hingga merata dan adonan menjadi kalis. - Pencetakan
Tuangkan adonan ke dalam loyang yang telah dialasi daun pisang atau plastik. Ratakan permukaannya, lalu biarkan dingin. - Pemotongan dan Pengemasan
Setelah dingin, potong jenang menjadi ukuran kecil, lalu bungkus dengan plastik tipis.
Proses ini memakan waktu cukup lama karena adonan harus diaduk terus-menerus agar tidak gosong dan mencapai tekstur yang diinginkan. Kesabaran dan ketelitian adalah kunci utama dalam membuat jenang ini.
Popularitas dan Distribusi
Jenang Krasikan mudah ditemukan di Purworejo dan daerah sekitarnya, terutama di pusat oleh-oleh dan pasar tradisional. Harganya cukup terjangkau, berkisar antara 20 ribu hingga 40 ribu rupiah per-kemasan, bergantung pada ukuran dan tingkat ketebalannya.
Kudapan ini menjadi salah satu oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah. Pada musim lebaran, permintaan kuliner ini meningkat tajam. Banyak pedagang kecil yang menjajakan kudapan ini sebagai bagian dari tradisi lebaran.
Selain itu, Jenang Krasikan juga sering digunakan sebagai hidangan dalam acara-acara adat dan pertemuan keluarga.
Melestarikan Tradisi Melalui Jenang Krasikan
Sebagai salah satu warisan kuliner Nusantara, Jenang Krasikan memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi dan budaya.
Upaya untuk mempertahankan resep tradisional, seperti yang dilakukan oleh Mbah Rajak dan Ibu Samiyem, menjadi contoh nyata bagaimana kuliner tradisional dapat tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Dukungan dari masyarakat dan pemerintah juga penting untuk mempromosikan makanan khas ini sebagai bagian dari identitas budaya Purworejo. Dengan menjadikan Jenang Krasikan sebagai ikon kuliner lokal, diharapkan generasi muda dapat terus menghargai dan melestarikan kudapan ini.
Jenang Krasikan adalah simbol keanekaragaman kuliner Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai budaya, tradisi, dan kerja keras masyarakatnya. Dengan cita rasa manis yang khas dan tekstur lembut yang memanjakan lidah, Jenang Krasikan tidak hanya menjadi kudapan yang lezat, tetapi juga warisan budaya yang patut dijaga.
Bagi Anda yang belum pernah mencicipi jenang krasikan, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmatinya saat berkunjung ke Purworejo atau daerah lain di Jawa Tengah. Kudapan ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa cerita dan makna mendalam dari setiap potongannya.
Tonton video : Makanan Legend Nasi Ponggol Setan || Kuliner Tegal