Jatengkita.id – Tapai adalah salah satu makanan fermentasi yang telah dikenal sejak lama. Makanan ini dibuat dari bahan dasar singkong atau ketan yang difermentasi menggunakan ragi. Proses fermentasi ini menghasilkan rasa manis dengan sedikit sensasi alkohol yang menjadi ciri khas tapai.
Selain memiliki rasa yang unik, kuliner ini juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Di berbagai daerah, tapai dikenal dengan berbagai nama, seperti “peuyeum” di Sunda dan “tapai” di beberapa daerah lain.
Sejarah dan Asal Usul
Tapai singkong berawal dari kebiasaan masyarakat mengolah singkong yang tidak terpakai menjadi tapai melalui fermentasi dengan ragi. Teknik ini tidak hanya membantu mengawetkan makanan, tetapi juga menciptakan makanan baru dengan beragam manfaat.
Selain tapai singkong, tapai ketan juga memiliki sejarah yang kaya. Dipercaya bahwa ketan telah ada sejak zaman kuno dan tercatat dalam kisah epik Ramayana sebagai “tuak manis” yang merupakan hasil fermentasi serupa.
Tapai ketan biasanya terbuat dari beras ketan yang dikukus dan difermentasi dengan ragi selama beberapa hari sampai menghasilkan tekstur lembut dan rasa manis-asam yang menyegarkan.
Proses Pembuatan
- Pemilihan Bahan Baku
Singkong yang digunakan harus berkualitas baik, segar, dan tidak terlalu tua. Untuk tapai ketan, biasanya digunakan beras ketan putih atau hitam.
2. Perebusan atau Pengukusan
Singkong dikupas kulitnya, dicuci bersih, lalu dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Kemudian direbus atau dikukus hingga matang tetapi tidak terlalu lembek. Untuk tapai ketan, beras ketan harus dicuci hingga bersih dan direndam selama 3-4 jam agar lebih mudah matang saat dikukus
3. Pendinginan
Setelah matang, singkong atau beras ketan dibiarkan hingga mencapai suhu ruang. Langkah ini penting karena jika ragi ditaburkan pada bahan yang masih panas, mikroorganisme dalam ragi bisa mati, sehingga fermentasi tidak berjalan dengan baik.
4. Penaburan Ragi
Ragi tapai yang telah dihaluskan, selanjutnya ditaburkan secara merata pada bahan yang sudah dingin. Ragi ini mengandung mikroorganisme seperti jamur Saccharomyces cerevisiae dan bakteri asam laktat yang berperan dalam proses fermentasi
5. Fermentasi
Setelah diberi ragi, bahan tapai disusun dalam wadah tertutup. Biasanya diletakkan dalam tampah, wadah plastik, atau dibungkus dengan daun pisang agar aromanya lebih harum. Fermentasi berlangsung selama 2-3 hari pada suhu ruang.
Selama proses ini, mikroorganisme dalam ragi akan mengubah karbohidrat menjadi gula dan sedikit alkohol, menghasilkan rasa manis dengan aroma khas tapai.
6. Pematangan
Setelah 2-3 hari, tapai sudah matang dan siap dikonsumsi. Tapai yang berhasil difermentasi dengan baik akan memiliki tekstur lembut, rasa asam-manis, serta aroma khas yang menggugah selera.

Artikel terkait : 8 Variasi Olahan Tapai yang Nggak Kalah Tasty dari Camilan Modern
- Menghangatkan Tubuh
Kandungan alkohol rendah hasil fermentasi dapat memberikan efek hangat, sehingga cocok untuk dikonsumsi saat cuaca dingin.
- Mencegah Anemia
Proses fermentasi meningkatkan vitamin B12 yang penting untuk pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.
- Mencegah Konstipasi
Kandungan serat dan air dalam tape dapat melembutkan serta memadatkan tinja, sehingga mencegah sembelit dan melancarkan buang air besar.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk konten menarik lainnya!