Jatengkita.id – Sejak Senin malam (20/01/2025) hingga Selasa dinihari (21/01/20250, hujan deras turun di Kabupaten Pekalongan. Akibatnya, bencana banjir dan longsor melanda beberapa wilayah di Wedungwuni, Wonopringgo, Talun dan Petungkriyono.
Di Kecamatan Petungkriyono, daerah yang paling parah dihantam tanah longsor berada di Desa Kasimpar. Peristiwa ini menelan korban jiwa dan kerusakan parah pada infrastruktur.
Sejak ditetapkannya Operasi SAR hingga Sabtu (25/01/2025), tercatat ada sebanyak 25 orang meninggal, 14 orang luka-luka, dan satu orang hilang.

Selama Operasi SAR, respon Rumah Zakat terhadap bencana longsor di Petungkriyono adalah mengirimkan delapan relawan untuk membantu proses evakuasi dan mensupport dapur umum. Selain itu juga memberikan memberikan 100 box nasi, 200 kaleng makanan siap saji Superqurban, obat-obatan, dan vitamin.
Warga setempat, Rohim, mengucapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan pihak Rumah Zakat. Bantuan tersbeut sangat dibutuhkan untuk mencukupi keperluan keluarganya.
“Terima kasih, Rumah Zakat, atas bantuannya,” ungkapnya.

Menurut Ahmad Joko selaku pimpinan Rumah Zakat Jawa Tengah, harapannya dukungan yang diberikan bisa banyak membantu terutama untuk keluarga korban. Ia juga mengungkapkan pentingnya untuk saling menguatkan di tengah kondisi sulit yang sedang melanda.
“Kita sedang berduka dengan bencana ini. Harapan kita bersama bisa terus bangkit dan saling membantu khususnya untuk keluarga korban yang ditinggalkan” tuturnya.

Awal tahun 2025, beberapa wilayah di Jawa Tengah dilanda banjir, di antaranya adalah Brebes, Pekalongan, Pemalang, Demak, Semarang, Grobogan, hingga Sragen. Curah hujan yang tinggi dari dampak La Nina disinyalir menjadi penyebab utama.
Kondisi diperparah dengan adanya beberapa infrastruktur di beberapa daerah yang tidak beroperasi dengan baik. Sebut saja gangguan sistem drainase, pengelolaan sampah, hingga banyaknya alih fungsi lahan yang mengurangi kemampuan daya serap tanah.
Infrastruktur mengalami banyak kehancuran. Ditambah beberapa akses umum seperti jalan raya utama dan transportasi kereta api juga terpaksa harus mengalami pembatalan jadwal. Penanganan bencana ini membutuhkan sinergi antara masyarakat dengan pemerintah.
Salurkan donasi korban dan wilayah terdampak banjir melalui Rumah Zakat