Banjir Grobogan, Akses Jalan Umum Lumpuh Total

Banjir Grobogan, Akses Jalan Umum Lumpuh Total
(Gambar : foto.espos.id)

Jatengkita.id – Intensitas hujan yang cukup sering melanda Jawa Tengah menyebabkan banjir di beberapa daerah. Kabar terbaru memberitakan bahwa telah terjadi bencana banjir di Kabupaten Grobogan.

Mengutip dari situs resmi BMKG Jawa Tengah, hujan dengan intensitas lebat melanda Kabupaten Grobogan selama kurang lebih 6 jam. Hujan dengan intensitas lebat ini juga disertai dengan angin kencang serta petir.

Selain adanya kenaikan curah hujan di Kabupaten Grobogan, banjir juga disebabkan karena meluapnya beberapa sungai. Melansir dari situs Radar Kudus, bencana banjir yang melanda Kabupaten Grobogan pada tanggal 21 Januari 2025, disebabkan karena meluapnya Sungai Gubug, Sungai Lusi, Sungai Serang dan Sungai Tuntang. 

Adanya peningkatan curah hujan dengan intensitas yang lama disinyalir oleh BMKG merupakan akibat dari adanya siklon tropis “SEAN” di bagian barat Australia. Kondisi ini berujung pada munculnya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Jawa Tengah. 

Dampak Banjir Grobogan 

Pasca kejadian meluapnya sungai-sungai yang ada, beberapa tanggul sungai jebol dan berdampak pada terendamnya beberapa wilayah. Rumah warga, fasilitas publik, kompleks persawahan turut terdampak imbasnya. 

  1. Terendamnya Ruas Jalan Utama

Banjir yang terjadi menyebabkan gangguan besar pada infrastruktur transportasi. Salah satu ruas jalan yang terdampak parah adalah Jalan Raya Purwodadi-Semarang, tepatnya di Dusun Mlati, Desa Tinanding, Kecamatan Godong.

Tanggul yang jebol di sekitar area ini mengakibatkan aliran air deras melintasi jalan. Arusnya membawa lumpur dan bebatuan yang menyulitkan pengguna jalan. Akibat banjir, jalan tersebut menjadi tidak bisa dilalui kendaraan selama beberapa hari.

Penutupan akses ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga lokal, tetapi juga distribusi logistik antara Grobogan dan kota-kota lain di sekitarnya, seperti Semarang dan Kudus. Selain itu, beberapa jalan desa dan jembatan kecil juga mengalami kerusakan karena tidak mampu menahan kuatnya arus banjir.

2. Kerusakan Rumah Warga 

Banjir menggenangi 17.997 rumah yang tersebar di 94 desa di Kabupaten Grobogan. Ketinggian air yang masuk ke rumah-rumah warga bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga 60 sentimeter. Beberapa wilayah yang terdampak parah mencakup Kecamatan Purwodadi, Penawangan, dan Tegowanu.

Di Kecamatan Penawangan, derasnya arus air dari tanggul yang jebol menyebabkan sebuah rumah hanyut. Selain itu, di desa-desa lain, banyak rumah yang mengalami kerusakan berat akibat banjir, dengan material bangunan seperti tembok dan atap hancur karena terjangan air dan lumpur.

Warga di beberapa wilayah terdampak, terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Posko pengungsian telah didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan untuk menampung korban banjir.

Namun, keterbatasan fasilitas di posko membuat banyak warga memilih bertahan di rumah mereka meskipun terendam air.

3. Terendamnya Lahan Pertanian

Selain merusak rumah dan jalan, banjir juga menimbulkan dampak serius pada sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Grobogan. Berdasarkan data BPBD Grobogan, sekitar 909.5 hektare lahan pertanian terendam banjir.

Dari luas tersebut, 427.5 hektare adalah sawah padi, 471 hektare adalah ladang jagung, dan 11 hektare sisanya adalah lahan tanaman bawang merah. Kerusakan pada lahan pertanian ini diperkirakan akan menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan.

Tanaman padi yang terendam selama lebih dari 2-3 hari cenderung membusuk, sementara tanaman jagung dan bawang merah yang terendam sepenuhnya hampir pasti gagal panen. Banjir ini menjadi pukulan berat bagi petani, yang sebagian besar baru saja menanam setelah musim hujan tiba.

4. Terputusnya Jaringan Rel Kereta Api

Banjir Grobogan
(Gambar : nasional.tvrinews.com)

Banjir akibat luapan Sungai Tuntang mengakibatkan kerusakan signifikan pada jalur rel kereta api di Kabupaten Grobogan, tepatnya di KM 32+5/7 antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati.

Kerusakan tersebut mencakup gerusan tanah sepanjang 100 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter pada kedua jalur rel, sehingga harus ditutup sementara demi keselamatan perjalanan kereta api.

Akibat penutupan jalur ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) membatalkan enam perjalanan kereta api hingga jam 10 malam pada hari yang sama. Kereta api yang mengalami keterlambatan termasuk KA Blora Jaya, KA Ambarawa, KA Parcel Utara, dan sejumlah KA Argo Bromo.

Selain itu, 27 perjalanan kereta api lainnya mengalami keterlambatan akibat pengalihan rute perjalanan sebagai dampak dari penutupan jalur tersebut.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan puluhan petugas prasarana. Petugas juga didukung oleh tenaga bantuan eksternal untuk mempercepat proses perbaikan.

Langkah-langkah yang dilakukan meliputi perbaikan dan penguatan konstruksi tubuh jalan rel dan pemasangan perancah besi untuk menstabilkan area terdampak. Pengeceran batu kricak sebagai penyangga rel dan pemasangan trucuk menggunakan besi rel untuk memperkuat sisi jalan rel yang terdampak erosi juga dilakukan.

Selain itu, penambahan material sirtu pada jalur yang mengalami penurunan dan pemasangan box culvert untuk mengalirkan air dengan lebih baik sudah diusahakan.

Petugas juga melakukan pengangkatan listring menggunakan peralatan canggih seperti Hand Tie Temper (HTT) dan Multi Tie Temper (MTT) untuk mengembalikan posisi rel ke elevasi semula.

Franoto Wibowo menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ia memastikan bahwa KAI berkomitmen untuk mempercepat pemulihan jalur, sehingga perjalanan kereta api dapat kembali berjalan normal secepat mungkin.

Bagi pelanggan yang terdampak dan memilih untuk membatalkan perjalanan, KAI memberikan pengembalian bea tiket sebesar 100 persen di luar biaya pemesanan.

Hingga 23 Januari 2025, proses perbaikan masih berlangsung dengan fokus pada penguatan struktur jalur dan pemasangan perancah besi untuk menstabilkan area terdampak.

KAI mengerahkan seluruh sumber daya agar jalur dapat kembali digunakan sesegera mungkin. Keselamatan dan kenyamanan perjalanan kereta api tetap sebagai prioritas utama. 

Banjir Grobogan menunjukkan pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana yang lebih serius. Sebut saja perbaikan tanggul sungai, penanaman kembali hutan di area kritis, dan pembangunan sistem drainase yang lebih efektif.

Selain itu, kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi banjir juga perlu ditingkatkan untuk meminimalkan dampak di masa depan.

Seputar banjir : Banjir Sragen Surut, Warga Diminta Tetap Waspada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *