Mindful Eating: Sudah Punah di Era Digital Sekarang?

Mindful Eating: Sudah Punah di Era Digital Sekarang?
(Gambar: istockphoto.com)

Jatengkita.id – Mindful eating di era digital mungkin sudha tidak lagi relevan. Netflix dan YouTube sering kali menjadi teman akrab saat menikmati makan siang atau makan malam. Tanpa disadari, keduanya membuat kita lupa untuk hadir sepenuhnya dan benar-benar menyadari aktivitas yang sedang dilakukan.

Maka, tak heran jika mindless eating atau kebiasaan makan tanpa kesadaran penuh menjadi hal yang umum di era digital ini.

Ponsel seolah menjadi satu-satunya hiburan yang mengisi kekosongan ketika kita makan. Tapi, kebiasaan ini tentu tidak muncul begitu saja. Ada banyak hal yang melatarbelakangi kenapa mindless eating bisa terjadi.

Kenapa Kita Terbiasa Makan Sambil Nonton?

Ternyata, otak manusia membutuhkan distraksi agar tidak merasa bosan. Aktivitas makan pada dasarnya bersifat repetitif: mengunyah, menelan, dan mengulang. Dengan menonton, otak mendapatkan stimulasi visual dan emosional yang membuatnya tetap aktif.

Selain itu, aktivitas ini juga memicu double dopamine kita mendapat kebahagiaan dari tontonan yang menghibur sekaligus dari makanan yang kita nikmati.

Bagi sebagian orang, makan sambil nonton juga dianggap sebagai bentuk me time yang sederhana. Cara ini menjadi teman setia di meja makan, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar dan hidup sendiri.

mindful eating
(Gambar: istockphoto.com)

Tapi, tahukah kamu kalau kebiasaan ini juga terbentuk karena pengaruh budaya? Di bioskop, misalnya, kita terbiasa disuguhi popcorn atau camilan lain.

Kini bahkan muncul tren menjual makanan berat di bioskop. Hal itu membuat otak kita menganggap makan sambil menonton adalah hal yang normal dan menyenangkan.

Budaya Baru yang Terbentuk

Dari kebiasaan itu, lahirlah budaya baru khususnya di kalangan masyarakat perkotaan bahwa makan harus ditemani tontonan. Namun, pertanyaannya: apakah kebiasaan ini baik?

Dalam teori mindfulness, makan justru menjadi salah satu praktik utama untuk melatih rasa syukur. Menyadari setiap gigitan, suara kunyahan, hingga proses menyiapkan makanan bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap kehidupan itu sendiri.

Sayangnya, di era sekarang, makan sering kali dilakukan sambil bekerja, menonton, atau berselancar di media sosial. Kita jarang benar-benar hadir dalam momen makan itu sendiri.

Ketika makan sambil menonton, fokus otak terbagi. Akibatnya, kita tidak sepenuhnya menyadari sinyal kenyang, sehingga cenderung makan berlebihan tanpa sadar.

Selain itu, kenikmatan makanan pun berkurang karena perhatian teralihkan. Kita jadi kurang peka terhadap rasa, aroma, dan tekstur makanan yang seharusnya bisa dinikmati dengan penuh kesadaran.

Kembali pada Kesadaran

Pelan-pelan, kita perlu mengembalikan kesadaran dalam setiap suapan. Beberapa keluarga kini mulai menerapkan aturan no phone on the dining table—tidak boleh menggunakan ponsel di meja makan.

Hal ini menjadi bukti bahwa kehadiran ponsel saat makan bisa mengganggu keharmonisan, baik dengan makanan itu sendiri maupun dengan orang-orang di sekitar kita.

Jadi, kamu tim yang mana? Makan sambil nonton, atau makan sambil menikmati setiap rasa dan aromanya?

Baca juga: Tradisi Unik Masyarakat Jawa Sambut Kelahiran Sapi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *