Mengenal Ragam Tradisi Lebaran Masyarakat Jawa

Mengenal Ragam Tradisi Lebaran Masyarakat Jawa
Ziarah Kubur (Gambar : istockphoto.com)

Jatengkita.id – Lebaran atau hari raya Idulfitri adalah momen yang sangat dinanti oleh masyarakat Jawa. Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang untuk bermaaf-maafan, tetapi juga sarat dengan tradisi lebaran unik yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritualitas.

Menjelang lebaran, masyarakat Jawa memiliki kebiasaan yang menggambarkan persiapan fisik, sosial, dan spiritual. Berikut adalah beberapa tradisi menarik yang dilakukan masyarakat Jawa menuju lebaran.

Ziarah Kubur : Menghormati Leluhur

(Gambar : Pinterest)

Salah satu tradisi yang memiliki makna penting menjelang perayaan lebaran adalah nyekar, yaitu ziarah ke makam para leluhur.

Dalam tradisi ini, masyarakat jawa melakukan pembersihan makam, menaburkan bunga, serta melaksanakan doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah berpulang.

Nyekar dilakukan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur agar diberikan tempat terbaik disisi Tuhan. Kebiasaan ini umumnya dilaksanakan beberapa hari sebelum lebaran. 

Prepegan : Belanja Kebutuhan Lebaran

(Gambar : Pinterest)

Menjelang perayaan lebaran, masyarakat Jawa memiliki tradisi yang dikenal dengan sebutan prepegan. Tradisi ini berbentuk kegiatan berbelanja berbagai keperluan khusus untuk menyambut hari raya. Prepegan biasanya dilakukan beberapa hari sebelum idulfitri.

Barang yang dibeli mencakup pakaian baru, aneka kue khas lebaran, perlengkapan ibadah, serta bahan makanan yang nantinya akan digunakan untuk menjamu sanak saudara dan tamu yang datang berkunjung.

Suasana pasar-pasar tradisional pun menjadi lebih hidup dan ramai dengan aktivitas jual beli yang meningkat. Hal ini menciptakan nuansa penuh kegembiraan dan kebersamaan diantara masyarakat.

Para pedagang juga turut memanfaatkan momen ini dengan menghadirkan berbagai penawaran menarik untuk memikat lebih banyak pembeli. 

Bersih-Bersih Rumah : Reresik Menyambut Keberkahan

tradisi lebaran
(Gambar : Pinterest)

Menjelang perayaan lebaran, masyarakat Jawa melaksanakan tradisi reresik, yaitu membersihkan rumah serta lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini diyakini dapat membawa keberkahan dan mencerminkan upaya mensucikan diri dari segala hal yang bersifat negatif.

Selain itu, rumah yang bersih juga dianggap sebagai simbol kesiapan dalam menyambut tamu dan merayakan hari kemenangan dengan hati yang tulus dan bersih. 

Ater-Ater : Berbagi Makanan dengan Tetangga

(Gambar : Kompasiana)

Pada malam menjelang lebaran, masyarakat Jawa menjalankan tradisi berbagi makanan, yang dikenal sebagai ater-ater. Dalam tradisi ini, mereka mengantarkan aneka hidangan khas, seperti ketupat, opor ayam, dan kue tradisional, kepada tetangga serta sanak saudara.

Kebiasaan ini menjadi wujud rasa syukur dan kebahagiaan dalam menyambut hari raya, sekaligus mempererat hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Melalui ater-ater, nilai kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama semakin terjaga. 

Mudik : Pulang Kampung untuk Silaturahmi

(Gambar : Pinterest)

Lebaran di Jawa identik dengan tradisi pulang kampung, di mana para perantau berusaha kembali ke tanah kelahiran untuk berkumpul bersama keluarga besar.

Meskipun perjalanan seringkali diwarnai dengan tantangan, seperti kemacetan panjang atau tingginya harga tiket transportasi, antusiasme untuk kembali ke kampung halaman tetap tidak surut.

Momen ini dianggap sangat berharga karena memberikan kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan menjalin silaturahmi yang lebih erat. 

Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *