Jatengkita.id – Daulah Turki Utsmani atau Ottoman Empire berkuasa lebih dari 600 tahun. Pemerintahan Islam ini tercatat pernah menerapkan bentuk kesultanan sekaligus kekhalifahan. Ada 35 sultan atau khalifah yang pernah memimpin dan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Lima diantaranya berhasil membawa puncak kejayaan kekaisaran ini. Mereka adalah Muhammad I, Murad II, Mehmed II (Muhammad Al-Fatih), Salim I, dan Sulaiman I (Sulaiman Al-Qanuni). Bentuk-bentuk kejayaan itu bisa berupa ekspansi wilayah dan kemajuan peradaban.
Turkiye sendiri sejak lama dikenal karena kekuatan militernya yang hebat dan tak tertandingi. Mereka memiliki pasukan elit yang tugasnya berbeda-beda. Selain itu, amunisi perangnya juga canggih. Karena itu, mereka sering mendapat kemenangan dalam perang dan penaklukkan yang juga didukung oleh strategi yang cerdik.
- Muhammad I
Sultan Muhammad I dikenal sebagai Bapak Pendiri Turkiye ke-2. Hal ini lantaran ia berhasil memulihkan keadaan pasca perpecahan yang terjadi di internal sekaligus berhasil meneguhkan kembali kedudukan Turkiye di kancah global sebagai penguasa.
Ia adalah sosok yang cinta damai dan mengedepankan ilmu pengetahuan. Ia berjuang untuk membangun kembali pasukan militernya karena carut-marut pasca diserang Mongol.
Dalam menjalankan pemerintahan, Muhammad I juga melakukan diplomasi dengan Byzantium dan Venesia. Hal ini ia lakukan untuk menjaga hubungan baik agar tidak mengganggu misi yang sedang ia lakukan. Sayangnya, ia wafat di usia yang sangat muda, yaitu 43 tahun.
2. Murad II
Pada pemerintahannya, Murad II berhasil merebut kembali wilayah Asia Kecil, Soloniki, Albania, Falakh, dan Hungaria. Wilayah-wilayah ini sebelumnya lepas dari keuasaan Ottoman. Ia juga berhasil melakukan ekspansi hingga ke Balkan dan Serbia.
Murad II berhasil membangun pemerintahan yang bernafaskan Islam. Hal ini dilakukan agar ilmu pengetahuan tetap berkembang. Diketahui, Murad II mengirimkan kontribusi finansial ribuan dinar tiap tahun ke Mekkah, Madinah, dan Baitul Maqdis.
3. Mehmed II (Muhammad Al-Fatih)
Sultan Mehmet II dikenal luas oleh dunia Islam karena keberhasilannya menaklukkan Konstantinopel di usianya yang baru 22 tahun. Kekuatan Ibukota Romawi Timur yang terkenal sangat kokoh itu akhirnya berhasil direbut oleh Sultan Mehmet II dan pasukannya.
Atas capaian inilah, Mehmet II diberi gelar Al-Fatih. Berbeda dengan penguasa-penguasa sebelumnya yang tidak menargetkan penaklukkan Konstantinopel. Mehmet II bertekad menjadi pemimpin terbaik yang mengomandoni pasukan terbaik pula untuk merebut Konstantinopel. Ia berupaya mewujudkan hadist Rasulullah.
Sejak kecil, Mehmet II telah dibekali dengan banyak ilmu pengetahuan sebagai upaya penyiapannya kelak sebagai penerus tahta. Ia belajar banyak hal, mulai dari militer, seni, sastra, budaya, hingga sains.
Pasca penaklukannya, Mehmed II dikenal sebagai pemimpin yang cerdik dan digdaya di lingkup global. Ia berhasil membangun peradaban Daulah Turki Utsmani ke arah yang sangat maju. Mehmed II mengubah fungsi Haghia Sophia yang awalnya adalah sebuah gereja menjadi masjid. Hingga pada abak ke-15, Turkiye menjadi rujukan pembangunan Kota Metropolitan.
Muhammad Al-Fatih juga dikenal memiliki jiwa toleransi yang sangat tinggi. Ia justru mempersilakan masyarakat menganut kepercayaan masing-masing, tidak memaksakan keyakinan atau agama seseorang. Turkiye menjadi negara yang multiras karena berhasil menyatukan berbagai latar belakang.
Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Aceh secara diplomatis mengaku sebagai bagian dari Turkiye. Hal ini dilakukan untuk mendulang dukungan melawan Portugis.
4. Salim I
Kejayaan besar yang perlu dicatat pada masa pemerintahan Sultan Salim I adalah penaklukkan Dinasti Mamluk yang ada di Mesir. Dua kota suci yang sebelumnya berada di bawah pemerintahan Dinasti Mamluk, yaitu Mekkah dan Madinah, juga turut diserahkan kepada Sultan Salim I.
Karena kendali dua kota tersebut, Ottoman tidak hanya menjadi kesultanan, namun juga kekhalifahan. Sultan Salim mendapat dua gelar, yaitu sebagai sultán dan khalifah.
Masa pemerintahannya terhitung singkat. Sultan ke-9 ini hanya memerintah tahun 1512 hingga 1520. Meski demikian, ia dinilai berhasil untuk menyiapkan masa puncak kejayaan di masa setelahnya yang dipimpin oleh anaknya.
5. Sulaiman I (Sulaiman Al-Qanuni)
Terkenal sebagai Sulaiman The Magnificent di Eropa. Ia berkuasa antara 1520 hingga 1566. Selama pemerintahannya, Ia dikenal sebagai seorang legislator ulung dan pemimpin militer. Pada masa ini, Daulah Turki Utsmani dinilai mengalami kemajuan dan sedang berada di puncak kejayaan.
Kontribusinya dalam membuat undang-undang menjadikannya sebagai pelopor bidang regulasi di Eropa. Undang-undang yang telah dibuatnya berhasil diterapkan di Turkiye selama lebih dari 300 tahun. Dalam pembuatan undang-undang tersebut, Sulaiman I sama sekali tidak mengabaikan syariat Islam.
Ekspansi wilayah yang dilakukan selama masa kepemimpinan Sulaiman I adalah penaklukkan Asia Kecil, Armenia, Iraq, Syria, Hejaz, dan Yaman. Sulaiman memfokuskan pada kemiliteran. Selain itu, ia juga berhasil membangun beberapa infrastruktur seperti masjid, sekolah, museum, dan masih banyak lagi.
Sulaiman I adalah pemimpin yang salih. Di masa inilah, peraturan menunaikan salat lima waktu dan puasa Ramadan diperintahkan kepada masyarakatnya. Bagi yang tidak menjalankannya, maka akan dikenai sanksi.
Pemerintahan masa Sulaiman Al-Qanuni menjadi representasi kejayaan Turkiye dan dunia Islam pada umumnya. Wilayah kekuasaannya meliputi Asia, Eropa, dan Afrika.
Tonton video : Muhammad Al Fatih – Tokoh Pertempuran
Kejayaan Daulah Turki Utsmani mulai merosot pasca kepemimpinan Sulaiman Al-Qanuni hingga benar-benar runtuh di bawah kekuasaan Abdul Hamid II. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pemberontakan yang dilakukan oleh pelopor sekulerisme, Musthafa Kemal Ataturk.
Baca juga : Part #1 : Pentingnya Penaklukkan Konstantinopel