Sadiq Khan dan Zohran Mamdani: Representasi Muslim di Panggung Politik Global

Sadiq Khan dan Zohran Mamdani: Representasi Muslim di Panggung Politik Global
Sadiq Khan menang pemilu London ketiga kalinya (Gambar: theguardian.com)

Jatengkita.id – Dunia sedang santer dengan kabar terpilihnya Zohran Mamdani sebagai pemimpin di New York, Amerika Serikat. Ia mendapat 50.3 persen suara dan menjadi muslim pertama yang memimpin New York City.

Sebelumnya, pada bulan Mei 2025, dunia juga ramai dengan pemberitaan Sadiq Khan yang berhasil memenangi Pemilu London untuk ketiga kalinya. Sadiq berhasil mengoleksi 44 persen suara dan juga merupakan seorang muslim.

Baca juga: Konspirasi Dibalik Pembunuhan Aktivis Politik Charlie Kirk

Keduanya menjadi representasi muslim di panggung politik global. Di tengah kondisi muslim dunia yang mendapat banyak kebencian, dipecah-belah oleh kekuatan besar, dan ditakut-takuti, keduanya mampu memberi harapan.

Dalam Pemilu London, Sadiq harus menghadapi tantangan kampanye ihwal islamofobia. Sementara Zohran dalam Pemilu New York adalah sosok yang dibenci Donald Trump dan dicap sebagai kaum “ekstremis”.

Zohran Mamdani
Zohran Mamdani (Gambar: bbc.com)

Meski begitu, keduanya tetap berhasil memenangkan Pemilu dan sukses meraih simpati konstituen. Keduanya sama-sama menggaungkan pluralisme sebagai kekuatan, bukan ancaman. Sadiq dan Zohran sama-sama bersuara lantang untuk Palestina.

Sadiq menjadi pelopor dan terus memperjuangkan gencatan senjata di Palestina. Sementara Zohran Mamdani aktif memperjuangkan hak-hak Palestina dan tegas menyebut tindakan Israel sebagai genosida. Berlatar belakang sama sebagai muslim, rupanya keduanya memiliki karakter yang berbeda dalam berpolitik.

Sadiq berasal dari Partai Buruh yang dikenal sebagai sosok yang moderat. Ia mengutamakan fasilitas umum, keamanan dan stabilitas masyarakat, serta toleransi.

Sementara itu, Zohran lebih dikenal dengan gaya progresifnya. Ia dikenal sebagai tokoh muda yang fokus pada kebijakan keadilan sosial dan akses yang merata bagi warga kota. Ia sangat berseberangan dengan Trump hingga mendapat ancaman.

Dari fenomena ini kita mendapat asa bahwa eksistensi muslim masih dibutuhkan dan kuat. Sadiq dan Zohran adalah imigran yang berhasil merangkul warganya agar terjamin keamanannya dan menghentikan kebencian-kebencian.

Mereka menjadi harapan di tengah kekacauan dan narasi-narasi yang menyebarkan ketakutan. Dengan kondisi dunia saat ini yang masih berfokus pada solusi penanganan Palestina atas genosida Israel, keduanya diharapkan memberikan dampak yang signifikan.

Baca juga: Tumbangnya Rezim Assad di Suriah Jadi Awal Pembebasan Palestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *