Mengenal 3 Situs Sejarah Batang yang Edukatif

Mengenal 3 Situs Sejarah Batang yang Edukatif
Candi Bata (Gambar : merdeka.com)

Jatengkita.id – Kabupaten Batang menyimpan banyak situs bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang peradaban di daerah ini. Situs sejarah Batang ini telah menjadi bagian penting dalam perkembangan budaya dan sejarah Nusantara.

Hal ini dapat dilihat dari candi peninggalan era Hindu-Buddha, masjid bersejarah, hingga makam para tokoh penting. Berbagai situs bersejarah tersebut menjadi daya tarik wisata budaya bagi para peneliti, sejarawan, dan wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang masa lampau.

Artikel ini akan mengulas beberapa situs bersejarah di Batang, nilai historisnya, serta upaya pelestariannya agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

  • Candi Bata

Melansir dari situs Pemkab Batang, Tim Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan situs candi yang dinilai sudah ada sejak abad ke-7 Masehi. Situs ini diperkirakan ada pada masa Kerajaan Kalingga dan menjadi situs tertua di Jawa Tengah.

Situs yang ditemukan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan Kecamatan Gringsing ini pertama kali diketahui pada tahun 2019. Arkeolog BRIN menyebutkan bahwa perkiraan ukuran candi adalah 16×16 meter dengan satu pintu masuk.

  • Masjid Agung Batang
(Gambar : berita.batangkab.go.id)

Selain peninggalan Hindu-Buddha, Batang juga memiliki situs bersejarah yang menjadi simbol masuknya Islam ke wilayah ini, yaitu Masjid Agung Batang.

Terletak di pusat kota Batang, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Jawa Tengah dan memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di daerah pesisir utara.

Masjid Agung Batang diperkirakan dibangun pada abad ke-17 pada masa Kesultanan Mataram Islam. Masjid ini mencerminkan perpaduan budaya Islam dan tradisi lokal, sebagaimana terlihat dari arsitekturnya yang khas.

Atapnya berbentuk limasan bertingkat, yang merupakan ciri khas masjid-masjid tua di Jawa, sementara tiang-tiangnya terbuat dari kayu jati kokoh, yang diyakini berasal dari zaman pembangunannya.

Di dalam masjid, terdapat mimbar kayu berukir khas Jawa, yang dipercaya telah ada sejak dahulu dan digunakan oleh para khatib untuk menyampaikan khutbah. Selain itu, masjid ini juga memiliki bedug besar yang masih digunakan hingga saat ini untuk menandai waktu salat.

Masjid Agung Batang bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan Islam. Banyak ulama besar yang pernah mengajar di masjid ini, menjadikannya sebagai pusat dakwah yang berpengaruh di wilayah pesisir utara Jawa.

  • Makam Syekh Maulana Maghribi
situs sejarah batang
(Gambar : visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Terletak di daerah pesisir, makam ini menjadi tempat ziarah bagi umat Islam yang ingin mengenang perjuangan Syekh Maulana Maghribi dalam menyebarkan agama Islam di Jawa.

Syekh Maulana Maghribi dikenal sebagai salah satu ulama besar yang berasal dari Timur Tengah. Ia datang ke Nusantara untuk berdakwah.

Menurut berbagai sumber sejarah dan cerita rakyat, ia memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di pesisir utara Jawa, termasuk di daerah Batang, Pekalongan, dan sekitarnya.

Dakwah yang dilakukan oleh Syekh Maulana Maghribi dikenal damai dan bijaksana, sehingga ajarannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat lokal.

Ia tidak hanya mengajarkan ajaran Islam, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai sosial dan budaya yang selaras dengan kearifan lokal. Hal ini membuat penyebaran Islam di daerah pesisir utara berkembang dengan pesat pada masanya.

Baca juga : Nasi Megono, Kuliner Khas Batang dengan Cita Rasa Autentik

Follow akun Instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *