Upacara Bersih Desa Wujudkan Harmonisasi Alam dan Manusia

Upacara Bersih Desa Wujudkan Harmonisasi Alam dan Manusia
(Gambar : Pinterest)

Jatengkita.id – Upacara Bersih Desa merupakan salah satu tradisi warisan leluhur yang masih dilestarikan oleh masyarakat di berbagai daerah di Jawa. Tradisi ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur.

Upacara ini menjadi bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki, terutama hasil panen yang melimpah, serta sebagai upaya menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan roh leluhur.

Upacara Bersih Desa memiliki berbagai makna mendalam yang tercermin dalam setiap prosesi yang dilakukan.

  1. Membersihkan Desa

Pembersihan dilakukan baik secara fisik maupun spiritual. Secara fisik, warga bergotong royong membersihkan lingkungan desa, termasuk jalan, area pemakaman, sumber mata air, dan tempat-tempat sakral lainnya.

Secara spiritual, berbagai ritual digelar untuk menghilangkan energi negatif yang diyakini dapat membawa kesialan atau bencana bagi warga desa.

  1. Menghormati Danyang

Danyang adalah roh leluhur atau penjaga desa yang diyakini memiliki peran dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi warga.

Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat menyiapkan sesaji berupa tumpeng, hasil bumi, dan aneka jajanan tradisional yang diletakkan di tempat-tempat tertentu seperti makam leluhur atau pohon besar yang dianggap sakral.

Ritual doa bersama dipimpin oleh tokoh adat atau pemuka agama untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi seluruh desa.

  1. Mempererat Tali Silaturahmi

Upacara Bersih Desa menjadi momen yang memperkuat rasa kebersamaan antarwarga. Berbagai kegiatan diadakan, seperti kenduri bersama, pertunjukan seni tradisional, hingga lomba-lomba yang melibatkan seluruh masyarakat.

Melalui kegiatan ini, semangat gotong royong semakin erat, dan nilai-nilai kebersamaan terus diwariskan kepada generasi muda.

Dengan berjalannya waktu, Upacara Bersih Desa tetap bertahan sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Jawa.

Meskipun mengalami beberapa penyesuaian, nilai-nilai utama yang terkandung dalam tradisi ini tetap dijaga, menjadikannya sebagai warisan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Baca juga : Perayaan Tradisi Saparan, dari Penghormatan Leluhur Hingga Tolak Bala

Salah satu prosesi upacara bersih desa adalah selamatan.
(Gambar : kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Prosesi Upacara Bersih Desa

Pelaksanaan Upacara Bersih Desa dapat berbeda di setiap daerah, namun pada dasarnya memiliki tahapan-tahapan yang serupa. Prosesi ini dilakukan dengan penuh kebersamaan dan kekhidmatan, melibatkan seluruh warga desa dari berbagai kalangan. 

  1. Gotong Royong Membersihkan Lingkungan

Sebagai bentuk persiapan awal, warga desa bergotong royong membersihkan area publik seperti jalan desa, balai desa, tempat ibadah, serta makam leluhur.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan fisik desa, tetapi juga melambangkan penyucian dari segala hal buruk atau energi negatif yang diyakini dapat mengganggu ketentraman masyarakat.

  1. Pembuatan Sesaji

Setelah lingkungan dibersihkan, setiap keluarga menyiapkan dan menyumbangkan makanan atau hasil bumi untuk dijadikan sesaji. Sesaji ini biasanya berupa tumpeng, jajanan tradisional, dan berbagai hasil panen seperti padi, buah-buahan, serta sayur-mayur.

Sesaji ini kemudian diletakkan di tempat-tempat yang dianggap sakral, seperti pendopo desa, pohon besar, atau makam leluhur. Hal ini bertujuan sebagai bentuk penghormatan kepada danyang desa dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keselamatan.

  1. Doa dan Ritual Adat

Prosesi utama dari Upacara Bersih Desa adalah doa bersama dan ritual adat yang dipimpin oleh sesepuh atau tokoh adat. Doa ini bertujuan untuk memohon perlindungan, kesejahteraan, dan keberkahan bagi seluruh warga desa.

Dalam beberapa daerah, ritual ini juga disertai dengan pembacaan doa-doa khusus atau mantra yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa ketentraman bagi desa.

  1. Pagelaran Seni Tradisional

Sebagai bagian dari perayaan dan ungkapan syukur, upacara ini biasanya diakhiri dengan pagelaran seni tradisional. Pertunjukan yang ditampilkan dapat berupa wayang kulit, tari-tarian khas daerah, klenengan (musik gamelan), atau pertunjukan reog dan jathilan.

Selain menjadi hiburan bagi masyarakat, pagelaran seni ini juga berfungsi sebagai media pelestarian budaya yang diwariskan turun-temurun.

Dengan adanya berbagai prosesi ini, Upacara Bersih Desa tidak hanya menjadi tradisi tahunan yang memperkuat ikatan spiritual antara manusia dan leluhur, tetapi juga menjadi ajang mempererat persaudaraan serta melestarikan budaya lokal.

Tradisi ini terus dijaga dan dijalankan sebagai warisan berharga yang menghubungkan generasi terdahulu, sekarang, dan mendatang.

(Gambar : Pinterest)

Relevansi dan Pelestarian Tradisi di Era Modern

Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, Upacara Bersih Desa tetap memiliki relevansi yang tinggi. Selain sebagai sarana pelestarian budaya, prosesi adat ini juga berfungsi sebagai media edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.

Namun, tantangan dalam melestarikan tradisi ini tidaklah kecil. Perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan pengaruh budaya asing dapat menggerus minat generasi muda terhadap prosesi adat.

Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, tokoh adat, dan masyarakat untuk memastikan tradisi ini tetap hidup dan berkembang.

Tradisi Upacara Bersih Desa adalah cerminan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa. Melalui prosesi adat ini, nilai-nilai seperti rasa syukur, kebersamaan, dan penghormatan terhadap leluhur terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual dalam masyarakat.

Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *