Jatengkita.id – Zaman sekarang, siapa yang tak kenal anime? Budaya modern berupa animasi Jepang ini semakin populer di segala kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Sebutlah Naruto, One Piece, Attack on Titan, dan berbagai anime lain yang menjadi fenomena global di berbagai belahan dunia.
Berbagai slang atau kata gaul seputar dunia anime pun bermunculan dan banyak terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja slang tersebut? Berikut pembahasannya.
- Wibu/Weeb
Slang yang satu ini sering banget diucapkan sehari-hari. Biasanya ketika ada orang yang nonton anime, atau pakai baju anime, atau bawa merchandise anime, pasti ditanya, “Lu wibu, ya?”
Di Indonesia, kata wibu sering digunakan untuk menyebut penggemar anime secara umum. Tapi sebetulnya, wibu itu apa, sih?
Kata wibu, atau dalam bahasa Inggris disebut weeb, merupakan sebutan untuk orang non-Jepang yang sangat suka budaya Jepang.
Biasanya, rasa suka mereka ini cenderung berlebihan hingga terkesan mendewakan budaya Jepang. Mereka menganggap segala hal tentang Jepang adalah yang terbaik, entah itu bahasanya, budaya tradisionalnya, teknologi modernnya, pokoknya semua yang berasal dari Jepang itu the best.
Wibu yang toksik bahkan kerap merendahkan budaya negara lain dan membandingkannya dengan budaya Jepang.
Pada awal tahun 2000-an, istilah ini lebih sering dipakai sebagai ejekan terhadap fanatisme yang berlebihan ini. Karenanya, dulu para wibu lebih sering menutup diri agar tidak terkena stereotip negatif ini.
Akan tetapi, istilah wibu kini berkembang menjadi lebih positif. Dengan semakin meningkatnya minat terhadap anime, terutama di Indonesia, kaum wibu menjadi lebih terbuka dan santai ketika disebut wibu.
Meski sering dikatain “bau bawang”, mereka tetap merasa sebagai ras terkuat di dunia.
Jadi, ketika ditanya, “Lu wibu, ya?” sebagian dari mereka akan menjawab santai, “Iya, bang.”
“Wah sama.”
- Otaku
Mirip dengan kata wibu, kata otaku seringkali digunakan untuk penggemar anime secara umum. Padahal, arti sebenarnya lebih dari itu.
Istilah ini berasal dari bahasa Jepang untuk menyebut orang yang memiliki obsesi terhadap hobi tertentu.
Otaku ini ada sangat banyak jenisnya. Misalnya, seitaku/seiyuu otaku (orang yang terobsesi dengan pengisi suara/voice actor), getaku/game otaku (orang yang terobsesi pada gim), cotaku/cosplay otaku (orang yang terobsesi pada dunia cosplay), hingga yang paling populer yaitu otaku anime dan manga.
Jadi, nggak cuma anime, penggunaan kata otaku bisa untuk berbagai jenis hobi. Meski, tentu yang paling populer sekaligus yang mempopulerkan istilah ini adalah para otaku anime.
Biasanya, para otaku ini menghabiskan banyak waktu mereka untuk mendalami hobi tersebut. Maka, tidak mengherankan kalau mereka punya pengetahuan yang begitu dalam soal hobi mereka.
Berbeda dengan kata wibu yang hanya digunakan untuk orang non-Jepang, kata otaku bisa digunakan untuk semua orang termasuk orang Jepang sehingga lebih general.
- Husbu
Kalau kamu punya teman yang suka anime, pasti tak jarang mendengar istilah husbu. Misalnya dalam kalimat, “Gojo itu husbu aku. Kalau husbu kamu siapa?”
Kata husbu merupakan pelafalan dari kata “husband” atau dalam bahasa Jepang “husbando”. Istilah ini merujuk pada karakter fiksi laki-laki (baik itu karakter anime, manga, atau gim), yang dianggap sebagai “suami ideal” para penggemar.
Jadi, kalau seseorang bilang, “Husbuku Gojo!” berarti karakter Gojo (dari anime/manga Jujutsu Kaisen) adalah karakter yang dia anggap sebagai “suami ideal”-nya.
- Waifu
Mirip kata husbu, waifu merupakan pelafalan kata “wife” yang dalam bahasa Inggris berarti istri.
Kalau husbu itu sebutan untuk karakter fiksi laki-laki, maka waifu adalah sebutan untuk karakter fiksi perempuan yang dianggap sebagai “istri ideal” para penggemar.
Untuk membuktikan rasa cinta mereka terhadap si karakter, para penggemar biasanya akan mengoleksi berbagai merchandise bertema karakter tersebut. Mulai dari poster, keychain, figure action, hingga menjadikan gambar karakter tersebut sebagai wallpaper atau foto profil mereka.
- Cosplay

Penggemar anime atau gim pasti tak asing dengan istilah cosplay atau costum play.
Istilah ini mengacu pada kegiatan mengenakan kostum dan berperan sebagai karakter fiksi, baik itu karakter anime, manga, game, film, dan sebagainya.
Cosplay dianggap sebagai salah satu budaya modern Jepang dan kini banyak digemari hingga bisa ditemukan di mana-mana, terutama di berbagai even Jepang. Berbagai kompetisi cosplay juga sering diadakan di even-even tersebut.
Kepopuleran budaya cosplay memunculkan banyak cosplayer profesional, misalnya Punipun, cosplayer terkenal asal Indonesia. Tak jarang, para cosplayer ini memiliki banyak penggemar karena kemampuan mereka menghidupkan karakter fiksi ke dunia nyata.
Jelas dong, wibu mana yang nggak senang ketika karakter fiksi kesayangan mereka jadi nyata?
- Wota
Kali ini bukan berasal dari dunia anime, melainkan lebih ke dunia idol atau idola Jepang.
Pasti pernah dengar kan, beberapa grup idol Jepang seperti AKB48, Nogizaka46, atau versi Indonesia atau “saudari”-nya AKB48, yaitu JKT48?
Sebagai grup idol populer, tentunya mereka punya fandom besar dan penggemar fanatik. Para penggemar fanatik inilah yang disebut sebagai wota.
Wota bisa juga dianggap sebagai idol otaku, atau orang yang punya hobi mendalam terhadap dunia idol Jepang.
Para wota akan dengan setia mengikuti setiap konser idolanya, membeli merchandise, mengoleksi photocard, hingga mengikuti berbagai even yang melibatkan sang idola. Kalau di Indonesia, misalnya, para wota pasti rajin datang ke Teater JKT48 di Jakarta untuk mendukung idola mereka.
- Oshi
Masih tentang idola, dalam bahasa Jepang, ada istilah 推し (oshi), yang berarti “one’s favorite”. Mungkin kamu pernah dengar kata ini di dunia anime juga, misalnya di anime populer Oshi no Ko.
Istilah oshi merujuk pada idola yang paling disukai atau didukung oleh penggemar. Misalnya, kalau member JKT48 favorit kamu adalah Freya, berarti Freya itu oshi kamu.
Istilah ini juga sering digunakan dalam dunia anime dan J-Pop.
Kata ini memiliki arti yang serupa dengan kata “bias” yang merupakan singkatan dari “being inspired and addicted to someone”, meski kata bias lebih sering digunakan dalam fandom K-Pop.
- Hikikomori
Berasal dari bahasa Jepang 引きこもり (hikikomori), yang berarti “menarik diri” atau “mengisolasi diri”.
Sesuai namanya, kata ini digunakan untuk menyebut orang yang menarik diri dari kehidupan sosial. Biasanya, hikikomori dikaitkan dengan kecemasan sosial, depresi, dan gangguan psikologis lainnya.
Hikikomori ditandai dengan sering mengurung diri di dalam rumah atau kamar dalam waktu yang lama, mulai dari berminggu-minggu bahkan sampai bertahun-tahun!
Dengan kemudahan teknologi masa kini, para hikikomori bisa bekerja dari rumah/work from home (WFH), belanja online, dan melakukan segala hal secara daring.
Percaya nggak percaya, fenomena ini sangat banyak terjadi di Jepang dan biasanya menjangkiti remaja dan kaum muda usia produktif. Hal ini bahkan sampai membuat pemerintah Jepang khawatir.
Fenomena hikikomori juga menjadi inspirasi berbagai anime seperti Welcome to NHK dan No Game No Life.
- NEET
Yang satu ini merupakan kepanjangan dari Not in Education, Employment, or Training, dan sering disandingkan dengan kata hikikomori.
Namun, kalau hikikomori masih tetap bekerja dan melakukan kegiatan lain di rumah, NEET merujuk pada orang yang tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan keterampilan apa pun. Kasarnya bisa berarti pengangguran yang nggak punya kegiatan.
Istilah ini cenderung memiliki konotasi negatif karena gaya hidup NEET yang tidak produktif dan tidak memberi kontribusi apapun terhadap masyarakat.
Baca juga : Beda Dari yang Lain, Ini yang Bikin Anime Blue Lock Ramai Penggemar!
Itu dia beberapa slang populer seputar dunia anime. Bukan cuma menghadirkan hiburan, ternyata anime juga menciptakan budaya dan komunitas unik dengan berbagai istilah khasnya. Terlepas dari konotasi positif atau negatifnya, pada akhirnya, makna dari istilah-istilah ini kembali ke persepsi masing-masing.
Kunjungi YouTube Jateng Kita