Perang Air dalam Tradisi Unik Bajong Banyu di Banjarnegara

Perang Air dalam Tradisi Unik Bajong Banyu di Banjarnegara
(Gambar : jatengprov.go.id)

Jatengkita.id – Banjarnegara memiliki banyak tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Bajong Banyu. Tradisi  ini merupakan sebuah ritual yang berakar dari kearifan lokal dan memiliki nilai spiritual serta sosial yang tinggi.

Bajong Banyu menjadi salah satu peristiwa budaya yang menarik perhatian masyarakat setempat. Wisatawan yang hadir pun juga ingin menyaksikan kearifan budaya masyarakat Banjarnegara, terutama saat menjelang bulan suci Ramadan.

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, masyarakat pada umumnya melaksanakan tradisi padusan sebagai simbol penyucian diri. Namun, warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, memiliki tradisi padusan yang berbeda, yaitu Bajong Banyu, yang dalam bahasa Indonesia berarti “perang air”.

Baca juga : Bahan Pokok Alami Kenaikan, Pemprov Jateng Pastikan Stok Aman

Prosesi Bajong Banyu

Tradisi Bajong Banyu diawali dengan pengambilan air dari Sendang Kedawung, yang kemudian dimasukkan ke dalam kendi. Setelah itu, kendi berisi air tersebut diarak menuju lapangan yang berada di pusat dusun, berjarak sekitar 100 meter.

Bajong Banyu, Tradisi Unik Warga Dawung Sambut Ramadan
(Gambar : rri.co.id)

Prosesi arak-arakan ini dikawal oleh pasukan bergada, warga sekitar, tokoh masyarakat, serta perangkat desa. Semuanya mengenakan pakaian adat Jawa untuk memberikan kesan sakral dan penuh tradisi.

Setibanya di lapangan, prosesi dilanjutkan dengan saling melempar air yang telah dikemas dalam kantong plastik. Meskipun pakaian mereka basah, semangat warga tetap berkobar dalam menjalankan tradisi ini.

Mereka meyakini bahwa air yang membasahi tubuh melambangkan pelepasan kesalahan dan dosa, sehingga saat memasuki bulan Ramadan, hati, pikiran, dan perbuatan mereka menjadi lebih bersih.

Selain sebagai simbol penyucian diri sebelum berpuasa, Bajong Banyu juga memiliki tujuan untuk mengingatkan warga tentang pentingnya menjaga sumber mata air. Dulunya, sumber mata air ini menjadi sumber kehidupan utama sebelum adanya sistem penyediaan air dari PDAM.

Oleh karena itu, tradisi ini juga mengandung pesan penting mengenai pelestarian lingkungan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga sumber daya alam yang berharga bagi kehidupan mereka.

Bajong Banyu bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan nilai kebersamaan, spiritualitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, tradisi ini diharapkan dapat terus lestari sebagai bagian dari warisan budaya Banjarnegara yang berharga bagi generasi mendatang.

Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *